Juda Agung

Direktur Eksekutif IMF

Direktur Eksekutif IMF Alumni IPB Angkatan : Lulus Tahun 1987 Jurusan/Fakultas : TIN/FATETA-S1

Juda Agung, sejak 1 Mei 2017 ia menjadi Direktur Eksekutif di International Monetery Fund (IMF). Sebelum menjabat Direktur Eksekutif IMF, Juda Agung menjabat sebagai Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa barat. Lulusan Program Studi Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian IPB tahun 1987 ini lahir di Pontianak pada tanggal 6 Agustus 1964.

Selepas meraih gelar sarjana Teknologi Pertanian ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke Birmingham University– dengan mengambil konsentrasi di bidang Bisnis dan Keuangan, dan dari kampus tersebut ia pun berhasil meraih gelar Master pada tahun 1995. Kemudian ia pun meraih gelar S3 pada tahun 1999 di Universitas Birmingham pada bidang Ekonomi.

Awal karirnya, ia melaksanakan tugas pertamanya di Bank Indonesia sebagai Staf Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter, dimana pada mulanya ia ditempatkan di kantor perwakilan London pada tahun 1992-1999. Kemudian selama tiga tahun, pada 1999-2002 ia pun menjadi peneliti ekonomi junior Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter.

Kemudian di tahun 2002 sampai 2003 ia menjadi peneliti ekonomi Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter. Setelah berkarir cukup lama, ia pun menjadi analis Senior Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter. Pada tahun 2006 hingga 2008 ia pun menjadi Kepala Bagian Direktorat Riset Ekonom dan Kebijakan Moneter dan bertugas di International Monetary Fund (IMF).

Pada tahun 2012 hingga 2013 ia merupakan Advisor Ekonomi dan Kebijakan Moneter kemudian pada 2013 hingga 2013 ia menjadi Kepala Grup Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter.

Pada Februari 2014, Gubernur Bank Indonesia Agus D.W Martowardojo melantik beliau sebagai Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi & Moneter. Berbicara IPB, juda mengatakan IPB sebagai kampus telah mempersiapkan perangkat ilmu dan logika sehingga para lulusannya mampu terjun dalam bidang apapun untuk mengatasi tantangan yang ada.

Sehingga kemudian, para alumni IPB mempunyai modal besar yang diberikan oleh almamater, mendasari hidupnya dengan the philosophy of being, sebuah filosofi hidup untuk menjadi sesuatu. Tidak mengedepankan philosophy of having, yaitu filosofi hidup untuk memiliki sesuatu.

Karena orang yang memiliki philosophy of having akan menggantungkan kebahagiaan pada yang dimiliki. Sebaliknya orang dengan philosophy of being ingin berperan dan menyumbangkan dirinya pada masyarakat, karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi masyarakatnya.

Tinggalkan Komentar