Zahakir Haris

Pengusaha Roti, Pemerhati Generasi

RUMAH memang segalanya. Tempat memulai sesuatu dan keberanian untuk melakukan perjalanan hidup yang tak lepas dari cerita suka dan duka. Disanalah kita menemukan kenyamanan, disana pula kita kerap menemukan inspirasi.

Suasana santai, minum kopi atau teh di rumah sambil menikmati penganan adalah salah satu yang banyak melekat di hati setiap orang. Konsep itulah yang ditawarkan Zahakir Haris, saat mengajak mencicipi roti hasil racikannya di Tandi's Bakery Homemade.

Meski tampak sederhana, perjalanan Zahakir Haris tidaklah mudah. Bertahun-tahun ia mencoba mencari formula yang tepat untuk mendapatkan rasa roti yang hari ini sangat dinikmati penggemar Tandi's Bakery Homemade.

"Pertama karena dari hobi, suka kuliner. Jadi saya punya dorongan hingga terbentuklah bisnis rumahan dengan nuansa makan roti, seperti di rumah sendiri," ujar pria bergelar sarjana, lulusan Management Agribisnis Fakultas Pertanian IPB University pada 2008 itu.

Sebelumnya, lulus dari SMAN 1 Pangandaran Haris sempat menyelesaikan pendidikan di jurusan Budidaya Hutan Tanaman Fakultas Kehutanan 2001 pada 2004 atau setara D3 di IPB University dan tak lama pada 2005 ia bekerja di Hotel Salak The Heritage Bogor hingga 2014.

Lelaki kelahiran Ciamis, 31 Desember 1983 tak pernah tahu apa yang terjadi dalam perjalanan hidupnya. Berangkat dari sebuah kampung bernama Sukasari, Desa Bojong, Citumang Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran ia memupuk harapan dan pernah bercita-cita menjadi seorang entrepreuneur saat menimba ilmu di IPB University.

"Saya datang ke Bogor tahun 2001. Menginjak Kampus Biru IPB University saat itu merasa sangat bangga. Kegiatan saya di awal kampus sangat berkesan buat saya. Sebagai mahasiswa baru kami mendapat sebutan 'Asik' yaitu Agamis, Selektif, Intelektual, Kreatif," ucapnya.

Banyak kegiatan kampus yang pada saat itu turut membentuk kepribadiannya menjadi lebih baik. "Saya pernah ditugaskan melakukan penelitian di Gunung Walat, Cisaat, Sukabumi. Selama 4 bulan kami berbaur disana dengan masyarakat dan kita bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Ini sebuah pengalaman yang keren dan berharga," ceritanya.

Haris lalu melanjutkan karirnya sebagai dosen di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bogor sejak 2014 hingga kini. Tak lama setelah ia menjadi dosen disana, pada 2015 ia pun mulai serius merintis toko roti buatannya, Tandi's Bakery Homemade.

"Saya dan istri sempat bekerja di hotel selama 16 tahun. Istri saya 8 tahun. Saat memutuskan untuk terjun menjual berbagai roti manis, kami sama-sama berhenti dari hotel," cerita Haris.

Mulai saat itu, ia dan istrinya Renate Tanessia, terus berusaha mencari karakter rasa, bentuk hingga ukuran roti yang diproduksinya. Bahkan berbagai riset pun dilakukan, baik itu rekomendasi bahan hingga minat konsumen.

Sampai pada akhirnya, singkat cerita Haris berhasil membuat inovasi Pisang Bolen Lilit Mini gaya Tandi’s Bakery Homemade yang sekaligus sudah dibuat packaging yang cocok untuk oleh-oleh khas Bogor.

Haris juga mengeksplorasi berbagai inovasi lainnya mulai dari eclair, pastry, kue sus hingga cake. Namun begitu, Haris tetap mempertahankan sentuhan langsung dengan pembuatan homemade.

"Roti ini dibuat homemade, butuh 24 jam untuk memenuhi pesanan dari hotel-hotel di Bogor. Kadang kami tidak bisa memenuhi itu karena kami membuat bukan dengan cara industri," beber Haris.

Akhir 2019, ia mencoba menjual rotinya dengan cara online. Dari sana, rotinya mulai banyak dikenal. "Alhamdulillah semakin berkembang, sekarang sudah berani ready stock," ujarnya. Ia bahkan sempat mendapat order hingga 10.000 pcs cookies sehari untuk hampers klien sebuah hotel.

Jalan usaha memang tak selalu mulus. Haris juga sempat mengalami kendala karena banyak kompetitor lain di usaha ini. "Kendalanya pada saat harus terus berinovasi produk, banyak sekali kompetitornya yang memiliki makanan enak. Sebetulnya ini merupakan tantangan agar saya terus terpacu untuk maju," jelasnya.

Tandi's Bakery Homade yang dibangunnya kini sudah membentuk karakter tersendiri dengan ukuran pas saat digigit. "Kita harus terus berninovasi dan kolaborasi," tegasnya.

Di lokasi outletnya di Jl. Guntur No 26 Bogor, fasilitas dengan nuansa rumahan yang sangat homey membuat selera makan makin asik dan bisa menikmati produknya seperti di rumah sendiri.

Haris memang tak pernah mau berhenti belajar dan melakukan eksplorasi. Ia pernah mendalami berbagai keilmuan yang diikuti seperti Bread Making Bogasari Baking Center hingga mengikuti Produksi Pangan Industri Rumah Tangga yang digelar Dinas Kesehatan Pemerintahan Kota Bogor.

Berkat kesungguhannya, Haris pernah menrima penghargaan Inovasi Resep yaitu resep Pizza Teplon yang terbuat dari tepung mocaf tanpa telur dan tanpa oven dari SV IPB 2023.

Zahakir Haris juga memiliki pengalaman sebagai Asesor dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) - Lembaga Sertifikasi Profesi Rajawali Hospitality Nusantara.

Sedangkan istrinya, Renate Tanessia juga merupakan seorang pengusaha yang sangat mendukung usaha yang dilakukan Haris.

Haris juga aktif di berbagai organisasi sebagai Koordinator Bidang Pendidikan di Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Bogor periode 2019 - 2023 dan menjadi Wakil Ketua Bidang Pendidikan Perhimpunan Hotel Restauran Indonesia (PHRI) DPC Kota Bogor tahun 2022 - 2023.

Nama Zahakir Haris juga melambung sebagai Ketua Indonesian Chef Assoiciation (ICA) BPC Bogor Raya pada 2021 - 2023 setelah sebelumnya sebagai Wakil Ketua pada 2017 - 2020. Kini, ia mendorong organisasi ini sebagai anggota.

Lelaki yang gemar berolahraga lari dan futsal ini juga dipercaya menjadi Pengurus Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kota Bogor Bidang Dana Usaha periode 2023 - 2027.

Ia juga bergiat sebagai anggota Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) DPC Kota Bogor sejak 2023.

Baginya, hidup yang dijalankan harus dilakukan dengan memperbanyak aksi hal-hal positif sehingga bisa bermanfaat bagi orang banyak. Hal itu menjadi prinsip dalam hidupnya.

"Saya ingin terus banyak belajar sebagai pengusaha muda, berbagi ilmu khususnya tentang dunia bakery ke generasi muda. Proses regenerasi itu cukup penting," ungkap Haris.*

Tinggalkan Komentar