Integritas Sang Guru Bangsa
TIDAK banyak widyaiswara yang berkesempatan untuk duduk di jenjang Widyaiswara Ahli Utama. Jabatan fungsional setelah menjadi ASN ini memang tidak mudah.
Mereka diminta untuk mendidik, mengajar dan melatih ASN lain yang berada di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pemerintah.
Widyaiswara Ahli Utama adalah orang-orang terpilih karena melekat di dalamnya tanggung jawab yang berat namun mulia. Widyaiswara sebagai “guru bangsa” memiliki fungsi untuk memberikan pengembangan kompetensi kepada ASN secara berkelanjutan.
Pemenuhan sumber daya manusia yang kompeten dan berdaya saing memang merupakan tantangan utama. Termasuk di bidang transportasi dan perhubungan.
Salah satu faktor penting untuk dapat menangani permasalahan transportasi adalah ketersediaan dan kemerataan SDM yang berkompeten di bidang transportasi, baik di sisi regulator maupun operator.
Era pasar bebas pada tingkat Asia juga merupakan tantangan tersendiri, dengan berkembangnya berbagai perusahaan jaringan internasional menyebabkan kebutuhan akan SDM dengan kemampuan berbahasa asing semakin besar.
Itulah salah satu tugas yang diembankan kepada Umiyatun Hayati Triastuti. Wanita yang akrab dipanggil Ati itu, sah menjadi Widyaiswara Ahli Utama Kementerian Perhubungan RI setelah dilantik Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada 2021.
Latar belakangnya sebagai Widyaiswara Ahli Utama di Kementerian Perhubungan RI memang beralasan. Umiyatun Hayati memiliki pengalaman panjang dan dedikasi yang kuat dalam pengembangan sumber daya manusia.
Karakter disiplin dan pekerja keras sejak di dunia akademis, membuat Ati menjadi sosok perempuan yang kuat dalam menciptakan SDM perhubungan yang handal.
Terlahir di Tanjung Karang, Lampung pada Maret 1961, Ati meniti jejak pendidikannya dengan penuh semangat. Ia mengawali pendidikan formalnya di SMPN 1 Semarang tahun 1976, melanjutkan ke SMAN 3 Semarang tahun 1980.
Semangat belajar yang tinggi memang juga merupakan dorongan kuat dari Prof. Satmoko Sriningsih (alm) dan Retno Sriningsih (almh), kedua orangtuanya yang merupakan Guru Besar di Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Lulus SMA, Umiyatun Hayati berlanjut masuk ke IPB University tahun 1980 hingga 1981.
Dengan dedikasi dan semangatnya untuk terus menggapai keilmuan, membawanya belajar ke Institut Teknologi Bandung (ITB) di jurusan Teknik Sipil yang ia tamatkan pada 1987.
Ati tidak berhenti di sini. Ia kemudian menyeberang ke Amerika Serikat untuk menempuh pendidikan Master of Science in Policy Economic di University of Illinois dan menyelesaikannya pada 1994. Ia lalu memperoleh gelar Doktor (S3) Manajemen Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta yang diraihnya pada 2020.
Mengawali karir di Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Ati memutuskan untuk tetap berkontribusi meski telah memasuki masa pensiun pada 2021, dengan menjadi Widyaiswara Ahli Utama di Kemenhub. Dalam perjalanan karirnya, Ati pernah memegang berbagai jabatan strategis.
Mulai dari Kasubdit Transportasi Darat, Meteorologi dan Geofisika di Bappenas pada periode 2002-2005, Direktur Transportasi Bappenas pada 2005-2007, Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Bappenas 2007-2010.
Umiyatun Hayati Triastuti juga pernah menjadi Komisaris PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 2008-2012, Staf Ahli Menteri Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim di Kementerian PPN 2010-2015, serta menjadi Komisaris di PT. Kereta Api TBK 2012-2017.
Diantara tahun itu, ia juga menjadi Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Kawasan dan Kemitraan Perhubungan, Kementerian Perhubungan 2015-2017, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Kementerian Perhubungan 2017-2018, Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan Kementerian Perhubungan 2018-2020.
Sebagai orang utama di BPSDM, ia juga mendorong pengembangan diklat vokasi secara masif melalui percepatan pembangunan politeknik, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Teknik Perkapalan, balai kerja dan reorientasi pendidikan vokasi kearah kebutuhan kerja, melibatkan dunia usaha dan industri dalam rangka pemenuhan kebutuhan SDM yang sejalan dengan pertumbuhan infrastrutkur dan industri.
Memiliki pembawaan yang kalem, keibuan, dan ramah, Hayati menjadi figur yang dekat dengan para pejabat maupun jajaran di bawahnya.
Usai pensiun sebagai PNS, ia menjadi Ahli Utama-Widyaiswara Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan, Kementerian Perhubungan sejak 2021 hingga sekarang.
Di Kemenhub, Hayati telah mengambil beberapa kebijakan strategis dalam menindaklanjuti komitmen Presiden Jokowi untuk mewujudkan SDM unggul.
"Pembenahan Unit Pelaksana Teknis (UPT) pendidikan perhubungan yang bertransformasi menjadi politeknik telah dilakukan agar ketidakcocokan lulusan dengan pasar kerja dapat dieliminasi," ungkap Hayati.
Umiyatun Hayati Triastuti juga dipercaya menorehkan dedikasinya sebagai dan PT. Pegadaian (Persero) sejak 2017 sebagai Dewan Komisaris. Periode kedua sebagai Dewan Komisaris PT. Pegadaian diemban olehnya sejak 2022 hingga 2027 mendatang.
Selama perjalanan karirnya, kakak kandung dari Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani ini, telah mendapatkan berbagai penghargaan sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan kontribusinya.
Beberapa di antaranya adalah Satya Lancana Karya Satya 10 Tahun pada 2000, PNS Teladan dari Menteri PAN pada 2002, dan Satya Lancana Wirakarya pada 2013.
Jejak langkah Dr. Umiyatun Hayati Triastuti membuktikan bahwa dedikasi, integritas, dan hasrat untuk terus belajar adalah kunci sukses dalam berkarir dan berkontribusi bagi negeri.
Kehidupan dan karir Umiyatun Hayati menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus disiplin, bersemangat dan memberikan yang terbaik bagi Tanah Air, dengan tangan mandiri. *