Tony Liwang

Fokus Kembangkan Kelapa Sawit Indonesia

Pendiri PT Smart Research Institute Tbk Jurusan/Fakultas : S3-IPB

Tony Liwang memperoleh gelar Bachelor of Science dan Master of Science dari Agricultural Engineering and Physics, Wageningen Agricultural University, Belanda. Kemudian, ia memperoleh gelar Doktor Manajemen dan Bisnis dari IPB.

Tony memulai karirnya di PT Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART) Tbk, sebagai Kepala Divisi, pada tahun 1999 untuk mendirikan SMART Research Institute (SMARTRI) dan Kebun Bibit Kelapa Dami Mas. Pada tahun 2007, beliau juga mendirikan Divisi Produksi dan Bioteknologi Tanaman PT SMART Tbk. untuk mengembangkan era baru penelitian dalam kultur jaringan dan bioteknologi pada kelapa sawit dan Jatropha sp.

Dia bergabung secara aktif dengan delegasi Pemerintah Indonesia ke beberapa negara dan berkesempatan untuk mendukung Green Campaign of Sustainable Palm Oil. Selain melakukan penelitian dan mempromosikan minyak sawit lestari, dalam dekade terakhir, dia telah menerbitkan sebuah buku dan lebih dari 90 makalah di jurnal, seminar, dan konferensi nasional dan internasional.

Riset itu Perlu

Tony Liwang juga merupakan seorang peneliti yang sangat fokus dengan perkembangan kelapa sawit di Indonesia. Ini dibuktikan dari puluhan jurnal karyanya yang membahas soal kelapa sawit yang sudah terbit baik skala nasional maupun internasional.

Dalam salah satu jurnalnya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Determinasi Pasar Benih Kelapa Sawit di Indonesia” ia mengatakan jika perkembangan industri perkebunan kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq.) di Indonesia berkembang sangat pesat pada dekade terakhir ini telah menjadikan komoditas perkebunan unggulan Indonesia, dan bahkan sejak tahun 2007 Indonesia telah menjadi negara produsen dan pengekspor minyak sawit terbesar di dunia.

Tony pun mengatakan riset perkebunan sudah ada sejak jaman Belanda. Dan riset tetap diperlukan seiring perubahan jaman. “Artinya dengan perkembangan industri dan dunia usaha perkebunan yang semakin cepat, maka seharusnya riset di perkebunan perlu dipetakan kembali.

Roadmapnya harus jelas,” katanya. Selain itu menurut Tony dengan memperkuat riset bisa melawan isu-isu negatif yang dihembuskan negara asing. Sebab isu atau opini perlu ditanggapi dengan basis riset yang kuat. Selain itu Tony mengingatkan bahwa riset tak sekedar menepis isu atau opini negatif. Riset diperlukan untuk meningkatkan produktivitas perkebunan.

Tinggalkan Komentar