Sosok Rimbawan Sejati Nakhoda PT Inhutani II
DIrut PT Inhutani II Alumni IPB Angkatan : 17 (1980) Jurusan/Fakultas : THH/FAHUTAN-S1
Di saat banyak anak muda memimpikan bisa bekerja di perkotaan dengan gaji dan fasilitas yang menjanjikan, ia justru lebih memilih pergi jauh dari pusat kota menuju Tanah Papua. Bekerja dan membaur bersama masyarakat di kawasan hutan pedalaman Papua yang minim fasilitas dan jauh dari Ibu Kota. Ia memilih seperti itu lantaran jiwanya yang petualang dan kecintaannya kepada alam. Bahkan saat masih sekolah di SMA, ia sudah memantapkan hati untuk masuk ke Fakultas Kehutanan IPB agar mampu menguasai ilmu kehutanan. Dia adalah Tjipta Purwita, pria kelahiran Bandung, 03 April 1960.
Selepas menyelesaikan pendidikan Sarjana tahun 1984, suami dari Sulistyawati ini menjadi asisten dosen dan bekerja di konsultan kehutanan. Idealisme dan kecintaannya kepada alam kemudian mengantarkannya bekerja di bidang kehutanan, tepatnya tahun 1986 ia diterima bekerja di Kantor Wilayah Kehutanan Provinsi Irian Jaya selam 6 tahun.
Selama bekerja di Papua, berbagai pengalaman pahit dialami oleh lulusan MBA Prasetya Mulya (1993) dan Doktor Ilmu Ekonomi Pertanian IPB (2010) ini. Semuanya dilalui dengan ketegaran dan penuh kesabaran. Keaktifannya di organisasi juga telah menguatkan mental dan kemampuan menghadapi berbagai persoalan.
Pertengahan tahun 2012, Wakil Ketua Umum Persatuan Sarjana Kehutanan Indonesia (Persaki) ini diamanahkan memimpin PT Inhutani II yang saat itu tengah mengalami kemerosotan tajam yang puncaknya terjadi pada tahun 2011 mengalami kerugian Rp 36,8 milyar. Namun jiwanya yang suka tantangan membulatkan tekadnya untuk mengambil tawaran tersebut. Dalam kurun waktu satu setengah tahun, Tjipta berhasil membawa PT Inhutani II mendapatkan laba setelah pajak (audited) sebesar Rp 4,5 milyar. Dan mengalami tren positif setiap tahunnya.
Kunci dari keberhasilan tersebut, tutur, Bendahara Lembaga Sertifikasi Hutan Indonesia (LSPHI) ini terletak pada manajerial yang baik dan kemampuan mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki perusahaan. Selain itu, lanjut Sekretaris Komite Pengarah Lembaga Sertifikasi Rimbawan Indonesia (LSPRhino) ini, kita harus memiliki team work yang solid. Tanpa itu, kita akan sulit untuk cepat mencapai tujuan yang kita inginkan.
“Jangan mengeluh dan cepat menyerah. Berusahalah untuk memberikan kontribusi yang terbaik, sehingga berusahalah agar kehadiran kita dapat memberi manfaat buat orang lain atau sesamaâ€
Meski PT Inhutani II kini sudah dalam kondisi yang relatif cukup stabil dan tidak mengalami kerugian lagi, namun Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Keuangan APHI ini bertekad untuk perjuangkan PT Inhutani II menjadi perusahaan yang unggul dan mampu berasaing dengan perusahaan sejenis.
Dalam diri Wakil Pimpinan Pramuka Saka Wanabhakti Tingkat Nasional ini, ia selalu menanamkan untuk mencintai setiap pekerjaan yang menjadi amanah dan tanggung jawab yang diembannya.