Tjandra Wibowo

Sampaikan Nilai Kearifan Lokal Lewat Dokumenter

Owner Studio Samuan Alumni IPB Angkatan : 22 (1985) Jurusan/Fakultas : Biologi/FMIPA-S1

Namanya populer di kancah layar pertelevisian Indonesia. Tak hanya di layar kaca, sosok perempuan satu anak ini sering menghiasi beberapa majalah remaja di era 80-an. Hingga puncaknya, sekitar tahun 1998 ia adalah presenter andalan di SCTV. Dia adalah, Sutjiati Eka Tjandrasari yang populer dengan nama Tjandra Wibowo.

Sukses karirnya dimulai ketika sang ayah meninggal dunia saat Tjandra duduk di tingkat akhir kuliah di Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Institut Pertanian Bogor (IPB).

“Saat bapak meninggal, saya mencari kesibukkan agar tak merasa kesepian. Karena saya sangat dekat dengan bapak. Maka itu saya menyibukkan diri di paduan suara IPB, kerja parttime di TVRI dan kemudian diterima di TPI,” ujar Tjandra.

Empat tahun sudah dijalani peraih Putri Remaja Gadis Lux tahun 1985 ini menjadi presenter dan produser di TPI dari tahun 1990-1994. ia kemudian menerima pinangan dari SCTV sebagai news anchor dan produser hingga 8 tahun lamanya. Ketika di puncak karirnya di SCTV memegang desk politik, Tjandra merasa banyak hal mengganjal yang bertentangan dengan nuraninya.

“Ada satu tokoh idola politik saya saat itu (era reformasi), namun ketika ia menduduki jabatan dia berubah. Itu yang membuat saya memutuskan pindah dari desk politik ke sosial,” kata Tjandra.

Sejak itulah, Tjandra mulai mencintai dunia eksplorasi kebudayaan Indonesia. Baginya, Indonesia kaya akan kearifan lokal yang tak ada menandingi, di sana ada nilai-nilai kehidupan yang aplikatif untuk sepantasnya menjadi contoh dalam kehidupan modern. Namun mirisnya, Indonesia tidak mempunyai ensiklopedia budaya.

Itulah yang mendasari Tjandra di tahun 2002 mendirikan Studio Samuan dengan visi mengedukasi masyarakat melalui nilai-nilai kearifan lokal dengan audio visual. Meski menghadapi banyak hambatan dari segi fasilitas dan anggapan yang meremehkan. Namun Tjandra tetap bersikukuh berkarya lewat film dokumenter, lewat film-lah masyarakat akan menerima pesan dengan baik yang terkandung di dalamnya.

Beberapa karya dokumenter besutan Tjandra Wibowo diantaranya Anganku, yang memotret anak-anak di seluruh penjuru nusantara dan mimpi-mimpi mereka; Kampoeng Halaman, yang ditayangkan RCTI pada 2003, memotret keragaman budaya di Indonesia, berfokus pada interaksi warga dan lingkug annya; karya lainnya Pijar, Satu Jiwa, Gasing vs Gadget, Miss Tjitjih.

Tinggalkan Komentar