Pencerdas Ilmu Keluarga, Bekerja dengan Hati
INILAH sosok yang memiliki dedikasi tinggi dalam pengembangan ilmu keluarga dan konsumen di Indonesia. Tin Herawati pakar yang sangat peduli pada peran dan kualitas keluarga di Indonesia.
Sikapnya yang ramah dan santun, asik diajak berdiskusi tentang banyak hal meski latar belakang pendidikannya di bidang Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, yang ia tempuh di Faperta IPB University hingga memperoleh sarjana di tahun 1997.
Tin kemudian melanjutkan pendidikan pascasarjana di bidang yang sama, meraih gelar master pada tahun 2003, dan doktor pada tahun 2011.
Istri dari Yusep Taruna ini sejak tahun 2006 aktif sebagai pengajar di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK), Fakultas Ekologi Manusia–IPB.
Mata kuliah yang diampunya meliputi Teori Keluarga, Gender dan Keluarga, Ekologi Keluarga, Bimbingan dan Konseling Keluarga, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga serta Metode Penelitian Keluarga.
Di tingkat pascasarjana, ia juga mengajar mata kuliah Metode Penelitian Anak dan Keluarga, Metode Penelitian Keluarga Lanjut, Perkawinan dan Keluarga, Ketahanan Keluarga, Kebijakan Publik, dan Evaluasi Program Penyuluhan Pembangunan.
Berbagai pengalaman dan kontribusi Tin Herawati mencakup berbagai bidang, wawasannya sangat luas, termasuk pelayanan publik dengan berbagai penelitian yang dilakukannya.
“Bisa kerja-kerja keras-memiliki kemampuan berkolaborasi dan memberikan yang terbaik untuk semua pihak- merupakan modal penting bagi saya untuk menjalankan amanah di IPB,” ungkapnya.
Tin memang tak pernah merasa gengsi dalam melakukan pekerjaan apapun. Ia tidak perlu merasa malu, asalkan halal dan tidak merugikan orang lain.
"Saya memulai pekerjaan dari menjadi asisten pribadi dosen. Saya ditugaskan banyak hal sebagai asisten, bahkan saya ditugaskan untuk merapikan buku di lemari dosen, membantu mencuci piring setelah rapat, tapi saya juga diajarkan banyak hal," tutur Tin mengenang masa awalnya sebagai asisten dosen di IPB University.
Sebagai asisten dosen, ia banyak belajar mengatur keuangan kegiatan, pelaksanaan teknis penelitian di lapangan, mengolah data dan diajarkan menjadi asisten mata kuliah.
"Semua pekerjaan apapun yang ditugaskan, saya berusaha mengerjakan sebaik-baiknya," ungkapnya.
Peran dan langkahnya sedikit demi sedikit beranjak. Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris 2 Departemen IKK pada tahun 2008-2012, kemudian Sekretaris Departemen IKK pada tahun 2013-2017, dan saat ini menjabat sebagai Ketua Departemen IKK sejak 2018 hingga 2028.
"Menjadi sukses itu perlu perjuangan dan bekerja keras. Jangan baperan. Dalam hidup ini jangan sombong, karena kesuksesan kita ini didukung oleh banyak pihak dan kita masih butuh bantuan banyak pihak," tuturnya.
Selain perannya di lingkungan akademis, Tin Herawati juga terlibat dalam berbagai kegiatan di tingkat nasional.
Ia menjadi bagian dari Tim Pakar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana RI sejak 2017, Tim Pakar Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI pada tahun 2020-2022, dan Tim Asesor Balai Diklat Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana RI sejak tahun 2022.
Pada tahun 2022, Tin Herawati terlibat dalam kegiatan konsultasi dengan Islamic Relief Worldwide, Inggris, mengenai Gender-based Approach to Climate Change Adaptation di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.
Sebelumnya, pada tahun 2021, ia juga terlibat dalam konsultansi pengembangan Climate Landscape Analysis for Children (CLAC) di Indonesia untuk UNICEF Geneva Switzerland.
Prestasi Tin Herawati tidak hanya gemilang di bidang pengajaran dan pengabdian masyarakat, tetapi juga berperan dalam pengembangan indeks dan konsep di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Ia menjadi bagian dari tim penyusun Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) BKKBN dan tim penyusun Indeks Ketahanan Keluarga (IKK) KPPPA.
Lahir di Tasikmalaya 28 April 1972, Tin Herawati meraih beberapa prestasi di antaranya penerima IPB Award 2021 sebagai Dosen Terbaik Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat tahun 2021, Penyusun Aplikasi Siap Nikah yang diadopsi oleh BKKBN, serta menjadi tim penyusun konsep CoE Family Welfare and Happiness, BKKBN RI.
Selain itu, ia juga menjadi inisiator program edukasi Keluarga 1000 HPK untuk mencegah stunting dan Sekolah Pra Nikah (SPN IPB).
Tin mengungkapkan, hasil sensus tahun 2020 menyebutkan bahwa persentase tertinggi (27,94 persen) penduduk Indonesia adalah Gen-Z (berusia 8-23 tahun), yang di antara usia tersebut, terdiri dari remaja atau usia pranikah yang sangat penting untuk mendapatkan sosialisasi soal kesiapan menikah.
"Ada sepuluh hal yang hatus dipersiapkan memasuki kehidupan berkeluarga, yaitu kesiapan usia, fisik, finansial, mental, emosi, moral, sosial, interpersonal, keterampilan berkeluarga dan kesiapan intelektual," jelas ibu dari Aditya Pratama, Rafi Ahmad dan Nabila Agatha itu.
Menurut Tin, hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya pernikahan anak memiliki kesiapan menikah yang rendah. Terutama dalam hal finansial, mental, keterampilan berkeluarga dan kemampuan intelektual.
Di luar pekerjaannya di IPB University, Tin Herawati juga terlibat dalam beberapa proyek konsultansi internasional dan menjadi anggota tim pembentukan Family and Child Forum in Asia di Seoul National University pada tahun 2019.
Sebagai seorang akademisi dan praktisi di bidang keluarga dan konsumen, Tin Herawati tidak hanya berkontribusi dalam pengembangan ilmu, tetapi juga aktif dalam kegiatan pengabdian masyarakat dibidang keluarga dan anak.
Tin Herawati bagi kebanyakan orang adalah ibu bagi semua orang yang mengenalnya, karena selalu berusaha bekerja dengan hati.
Hingga kini ia terus berusaha memberikan perannya yang terbaik dalam tugas dan amanahnya bagi masyarakat, dengan moto hidupnya: berdoa, belajar, bekerja keras, dan berusaha memberikan yang terbaik untuk semua pihak. *