Thoriq Hadad

Sang Ahli dalam Menulis Berita “Enak Dibaca dan Perlu”

Setelah lulus dari IPB Univeristy tahun 1984, Thoriq Hadad langsung bergabung di media TEMPO dengan memulai karir sebagai reporter. Tiga tahun berselang, pria kelahiran Surabaya itu langsung dipercaya menempati posisi sebagai Kepala Biro TEMPO di Jawa Timur sejak tahun 1987 hingga 1989. Ia mengabdikan seluruh hidupnya untuk TEMPO hingga menghembuskan nafas terakhir pada Sabtu, 8 Mei 2021 dengan jabatan sebagai Direktur Utama PT Tempo Media (Tbk).

Karir jurnalistik Thoriq terbilang moncer. Tahun 1992 ia dipindahkan ke Jakarta dan menjabat sebagai Kepala Biro Jakarta hingga 1994. Karena kegemarannya pada dunia  sepak bola, Thoriq pun pernah memegang liputan khusus olahraga.

Selama berkarir di dunia jurnalistik, ada hal tak terlupakan yang ia alami. Thoriq berserta rekan-rekan kerjanya di TEMPO mengalami peristiwa pembredelan. Ia berupaya keras untuk menemui Menteri Penerangan waktu itu untuk menyampaikan protes pemberangusan majalah TEMPO. Dengan kejadian pembredelan itu, pada 1994 ia bersama rekan wartaman lainnya mendirikan situs berita online pertama di Indonesia. Situs ini dikenal dengan Tempo Interaktif yang saat ini menjadi Tempo.co.

Thoriq Hadad dikenal sebagai sosok yang tidak judgmental sehingga banyak rekan-rekan yang dengan sangat senang menjadikannya tempat bercerita dan berdiskusi berbagai hal. Di tahun 2004, ia melanjutkan pendidikan untuk mendapatkan gelar Magister Manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen Jakarta.  Mendiang Toriq dikenal juga sebagai orang yang loyal dan sangat memperhatikan profesionalitas.

Pada tahun 2006 ia dipercaya untuk menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Tempo. Ia mengemban jabatan tersebut hingga 2010. Thoriq memiliki julukan Raja Angle karena ia paling piawai menetapkan angle tulisan dan mengemasnya menjadi laporan yang enak dibaca.

Dengan perjuangan yang sudah dilalui, pada 2017, ia dipercaya menjadi Direktur Utama PT Tempo Inti Media Tbk. Hingga akhir hayatnya, Thoriq terus memperkuat pola konvergensi (cetak, online dan tivi akan menjadi satu kesatuan) di lingkungan Tempo Media Group. Thoriq juga mengabdikan seluruh hidupnya untuk TEMPO.

Sebelum meninggal, Thoriq yang telah mengabdikan seluruh hidupnya untuk TEMPO sempat dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah karena kelainan jantung selama dua pekan.

“Beliau selalu memberikan tempat yang obyektif dan adil sehingga saya dapat memberikan pandangan dan penjelasan yang lengkap. Saya ingat mas Toriq bahkan memimpin sendiri beberapa wawancara dengan saya untuk isu-isu penting. Sebuah kehilangan atas figur dan kehadiran teman yang dapat diandalkan,” ungkap Mentri Keuangan Sri Mulyani. Dengan segala kenangan dan kisah manis yang ditinggalkan, Toriq Hadad telah banyak memberikan inspirasi kepada seluruh rekan kerja dan orang-orang terdekatnya.(*)

Tinggalkan Komentar