Memilih Mengabdi di Kampung Halaman
Owner 7 Mutiara Dairy Farm Alumni IPB Angkatan : 22 Jurusan/Fakultas : FKH-S1
Setelah lulus dari Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan menyandang gelar Dokter Hewan, lelaki asal Subang, Jawa Barat ini memilih kembali ke kampung halamannya, mengabdi untuk peternak sapi.
Realitas kondisi ekonomi para peternak sapi akibat rendahnya harga susu di kampung halamannya menggugah jiwanya untuk membantu mereka, yang kemudian Taryat menggagas pembentukan Gabungan Kelompok Peternak (Gapoknak) Sugih Mukti Mandiri tahun 2009. Keseriusannya berbuah manis, dari awal pembentukan Gapoknak yang hanya beranggotakan 35 orang kemudian berkembang menjadi lebih dari 110 peternak sapi.
Pengalamannya sejak menjadi General Manager di Koperasi Petani Sapi Perah Bandung Utara (KPSBU), ia bawa sebagai modal menguatkan perekonomian peternak sapi di Subang. Visinya jelas, peternak sapi memperoleh hak ekonomi yang cukup melalui pemberdayaan peternak sapi agar punya posisi tawar maka pengolahan hasil produksi secara terintegrasi adalah solusinya.
Tidak hanya fokus pada pemberdayaan peternak sapi, Taryat juga terjun di dunia pendidikan. Sebuah Taman Kanak-kanak (TK) ia dirikan di tahun 2010, tak sampai di situ, tahun 2013 Taryat kemudian membentuk SD dan SMP.
Taryat seperti telah mewakafkan dirinya bagi kemajuan warga di kampung halamannya. Ambisinya terus tumbuh, kini ia bersikukuh untuk menjadikan kampung halamannya menjadi Desa Mandiri Energi. Kotoran sapi yang banyak terbuang akan diolah menjadi biogas sebagai sumber energi bagi warga. Hal itu, menurut Taryat, agar warga tak tergantung pada pasokan energi dari pemerintah.
Apa yang dilakukan Taryat di kampung halamannya adalah sebuah usaha untuk menghindari kekhawatiran atas pasar bebas Asia Tenggara yang sudah dimulai sejak akhir 2016. Sebisa mungkin peternak sapi mampu menjawab tantangan besar yang harus berhadapan dengan kompetitor lain yang bukan lagi lintas daerah tetapi lintas negara. Agar produk lokal mampu unggul dalam persaingan produk olahan susu dengan negara lain. Maka itu, melalui Gapoknak Sugih Mukti Mandiri, Taryat membangun kekompakan dan keunggulan dengan peternak sapi lain dengan mengandalkan strategi keunikan produk dan konsistensi dalam kualitas serta menjamin standardisasi mutu.
Taryat sangat optimis, peternak sapi akan beranjak pada perekonomian yang lebih baik dan menjadi pemenang dalam pasar bebas ASEAN jika pemerintah serius membantu para peternak mengembangkan usahanya.