Suswono

Sosok Guru Pembangunan Nasional

Mantan Menteri Pertanian 2009-2014 Alumni IPB Angkatan : 16 (1979) Jurusan/Fakultas : FAPET-S1

Suswono merupakan Menteri Pertanian RI masa bakti 2009-2014. Ia sangat konsen terhadap dunia pertanian.“Saya berasal dari desa, jadi sejak kecil akrab dengan dunia pertanian.”tuturnya. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI periode 2004-2009 ini menyebutkan bahwa eksistensi suatu bangsa ditentukan oleh sektor pertanian.

Indonesia sebagai negara yang beriklim tropis memiliki potensi yang cukup besar dalam dunia pertanian. Pria kelahiran Tegal, 20 April 1959 ini menyebutkan peran pertanian di Indonesia yang sangat strategis, dengan hampir sekitar 40 % tenaga kerja ada di sektor pertanian. Disamping itu juga, pertanian andil dalam menyumbang devisa negara.

Namun demikian, menurut lulusan Doktoral Manajemen Bisnis IPB ini, sebagian masyarakat Indonesia yang bekerja pada sektor pertanian stastusnya miskin struktural dengan skala ekonomi rendah karena penguasaan lahan hanya 0,5 Ha per petani. Oleh karena itu, tugas pemerintah ialah memastikan petani memiliki akses terhadap lahan untuk digarap. “Seperti prinsip dalam land reform, petani tidak harus diberi lahan, namun diberi akses untuk pengelolaan lahan”. Ujarnya Meski sektor pertanian sarat dengan kemiskinan.

Alumni IPB angkatan 16 ini tetap optimis. “Pertanian merupakan soko guru pembangunan nasional, dan Indonesia memiliki potensi yang besar.”tuturnya. Menurut suami Mieke Wahyuni ini, pertanian bergantung pada political will dari pemerintah yang juga harus diimbangi oleh politik anggaran yang memadai. Intinya, pelaku usaha pertanian harus diberdayakan, agar produksi maksimal dan petani sejahtera.

Sebagai alumni IPB, Suswono berpendapat bahwa IPB telah memberikan dasar-dasar pada mahasiswanya, sehingga ketika lulus dapat berkiprah di sektor manasaja . Menurutnya tidaklah menjadi masalah, “Tinggal di link-an saja para alumni yang ada di berbagai sektor, dihubungkan untuk memajukan pertanian” tuturnya.

Selanjutnya, IPB sebagai institusi perguruan tinggi, harus mampu mensinergikan ketiga komponen ABG (Akademisi, Bisnisman, dan Goverment) dan menerapkan riset serta inovasi yang telah dibuat.

“Saya merasakan betul bahwa saya tidak salah masuk IPB”,

Proses pembelajaran yang ketat menuntut kedisiplinan pada diri. Selain itu Ia tidak semata mendapat ilmu akliah namun juga spiritualnya. “Ini yang saya syukuri. Saya merasakan lebih banyak sukanya daripada dukanya.” tuturnya.

Ketika menjadi mahasiswa, Bapak empat anak ini pun aktif dalam kegiatan organisasi baik di intra maupun ekstra kampus. Ia berujar bahwa keterampilan dalam organisasi banyak menambah softskill yang melengkapi hardskillnya. Suswono sempat menjadi ketua senat peternakan dan juga ketua HMI Cabang Bogor

Tinggalkan Komentar