Tangan Dingin Inovator di Perkebunan Nusantara
CATATAN fantastis dibukukan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV sejak beberapa tahun terakhir, termasuk mengoptimalkan kebun dan pabrik teh.
Sejatinya pabrik teh itu telah beroperasi sejak zaman kolonial sekitar 1926, dengan memproduksi teh hitam.
Pabrik teh yang terletak di Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara itu kemudian dikelola dan dilengkapi fasilitas modern dan peralatan pengemasan canggih sehingga menjamin kualitas teh dengan tampilan kemasan yang menarik.
Seiring dengan perkembangan zaman, PTPN IV lalu meluncurkan dua produk teh baru yang lebih baik dan modern, yaitu Tobasari Tea dan Butong Tea.
Direktur PT Perkebunan Nusantara IV, Sucipto Prayitno baru saja meresmikan pabrik teh itu pada 25 Mei 2023 lalu.
Sucipto memang tidak main-main melakukan langkah itu. Baginya, peresmian ini sebagai bentuk keseriusan perusahaan PTPN IV untuk membawa industri teh kembali berjaya, baik di dalam maupun luar negeri.
Sejak dua puluh tahun belakangan, memang belum ada satu pun produk teh Indonesia yang mampu menembus standar kandungan antrakuinon yang dipatok Eropa, yakni di bawah 0,02 part per million (ppm).
Berkat kemauan yang didukung strategi tepat, PTPN IV akhirnya berhasil memenuhi standar setelah kadar antrakuinonnya hanya tercatat 0,01 ppm pada 2022.
Tidak sekadar berhasil menunjukkan kualitasnya di pangsa Eropa, perkebunan dan pabrik teh juga menyandang predikat terbaik di segmen dalam negeri.
Sucipto Prayitno bersama dengan PTPN IV juga sudah lama merencanakan pembangunan Pabrik Minyak Sawit Merah (RPO) di areal Kebun Sawit Langkat yang berada di Kabupaten Langkat dan Kebun Pulu Raja yang berada di Kabupaten Asahan, dengan kapasitas produksi 10 ton/hari.
“Nantinya, RPO akan menghasilkan produk berupa minyak goreng merah, stearin, dan sabun. PTPN IV akan bekerjasama dengan Koperasi untuk sebagai operator dan penjualan produk langsung,” kata Sucipto Prayitno.
Semua pencapaian ini, menurut Sucipto, tidak datang begitu saja. Melainkan buah dari kerja keras serta konsistensi seluruh komponen perusahaan.
Bagi Sucipto, ini bukanlah tugas yang ringan. Sebagai orang nomor satu di PTPN IV ia harus mengelola areal konsesi seluas 175.735 hektar, 16 Unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas total 635 ton Tandan Buah Segar (TBS) perjam, 2 unit Pabrik Teh dengan kapasitas total 155 ton Daun Teh Basah (DTB) perhari, dan 2 unit Pabrik Pengolahan Inti Sawit dengan kapasitas 405 ton perhari
Tak hanya pabrik teh dan sawit. Di tangan Sucipto Prayitno, PTPN IV juga mengembangkan portal aplikasi SDM dengan single sign on login yang diberi nama Integrated Human Capital System (IHCS).
"Aplikasi ini telah dibangun sejak 2018 dan akan terus dikembangkan untuk membantu perusahaan dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi, sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif, efisien dan akurat," ujar lulusan terbaik 2001 di Magister Manajemen Agribisnis IPB University ini.
Dari aplikasi yang tersentralisasi dan terintegrasi dengan SAP module HCM ini, kata Sucipto, potensi penghematan yang dapat dicapai perusahaan sebesar Rp6,1 miliar per tahun.
Lelaki kelahiran Jombang Jawa Timur pada Februari 1963 ini juga menyebutkan, industri perkebunan sudah saatnya untuk berubah dan bergerak nyata menuju modernisasi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digital.
Dengan modernisasi yang memanfaatkan keunggulan teknologi digital, perusahaan diharapkan menjadi pemain industri perkebunan yang maju dan berkembang.
Kemajuan itu juga dilakukan dengan turut mendorong masyarakat sekitar melalui program Bina Lingkungan (BL) yang diharapkan dapat berkontribusi untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat sekitar.
"Strategi pembangunan saat ini selain pengembangan potensi sumber daya alam juga pengembangan SDM yang kompeten”, ujar Sucipto.
Melalui program BL PTPN IV Sucipto menempatkan sebagai salah satu bentuk dan wujud partisipasi dan kepedulian sosial perusahaan dalam rangka pembangunan sumber daya manusia bagi masyarakat yang berada di sekitar lingkungan perusahaan.
Program ini diberikan kepada siswa SMA yang berprestasi, namun kurang mampu dari segi ekonomi yang berdomisili di sekitar kebun di lingkungan PTPN IV.
Melalui berbagai inovasi itu, PT Perkebunan Nusantara IV yang dipimpin Sucipto Prayitno mampu meraih penghargaan HR Asia: Best Companies to Work for in Asia 2020 oleh HR Asia.
PTPN IV merupakan salah satu dari 30 perusahaan di Indonesia yang memperoleh penghargaan tersebut. Mereka menyingkirkan 265 perusahaan lain.
Hal ini juga sekaligus menjadikan PTPN IV sebagai satu-satunya BUMN Perkebunan Indonesia yang menerima gelar tersebut.
Bahkan untuk kedua kalinya, Perkebunan Nusantara IV menjadi salah satu perusahaan yang dianugerahi penghargaan HR Asia: Best Companies to Work for in Asia 2021.
Piagam HR Asia ini di raih PTPN IV dari Total 46 perusahaan yang ada di Indonesia dimana total dari keseluruhannya ada 250 kandidat perusahaan yang mengikutinya.
Prestasi ini juga sekaligus menjadikan PTPN IV sebagai satu-satunya BUMN Perkebunan Indonesia yang menerima gelar tersebut untuk yang kedua kalinya.
Tangan dingin Sucipto Prayitno juga mampu melahirkan penghargaan dalam Kompetisi Annual Report (Laporan Tahunan) Vision Awards 2020-2021 yang diselenggarakan oleh League of American Communications Professionals LLC (LACP).
Ini merupakan ajang penghargaan visi 2020 yang mengambil salah satu bidang pengiriman terbesar yang pernah ada, mewakili berbagai industri dan ukuran organisasi di dunia.
PTPN IV dianugerahi penghargaan Platinum untuk keunggulan industri agribisnis atas pengembangan laporan tahunan organisasi untuk tahun buku terakhir.
PTPN IV juga dianugerahi penghargaan pencapaian teknis untuk keunggulan keseluruhan dalam seni dan metode komunikasi laporan tahunan untuk tahun anggaran terakhir, dan juga diakui untuk mengembangkan salah satu dari 100 laporan teratas di dunia dengan peringkat #11 di antara semua laporan yang ditinjau untuk tahun fiskal terakhir.
“Ini merupakan pertama kalinya PTPN IV ikutserta pada kompetisi yang diselenggarakan LACP, yang diikuti oleh perusahaan di seluruh dunia, dan dengan penuh syukur kami menerima penghargaan ini," ungkap Sucipto Prayitno.
Berkat tata kelola yang dinilai baik, kebun dan pabrik kelapa sawit Sosa, PTPN 4 memperoleh sertifikat Indonesian Sustainability Palm Oil (ISPO) dari Control Union, pada Mei 2023 lalu.
Sertifikat ini merupakan buah dari komitmen dan kerja keras PTPN IV dalam mengedepankan operasional yang memenuhi kriteria 3P, yaitu Profit, People dan Planet.
Budaya penghargaan juga memang dibangun oleh Sucipto dari dalam perusahaan.
Board of Management (BoM) PTPN IV memberikan penghargaan kepada PKS, kebun, dan karyawan berkinerja terbaik dalam program peningkatan rendemen minyak sawit tertinggi, program Problem Identification Corrective Action (PICA) untuk produktivitas TBS tertinggi, dan program Rumahku-Surgaku.
Dalam perjalanan karirnya, Direktur PTPN IV saat ini sekaligus diberi tanggungjawab menjadi Ketua Tim Transisi Nusantara PalmCo, perusahaan perkebunan negara yang akan bergabung menjadi sub Holding PTPN tersebut memiliki beragam program dalam upaya mendorong sosial ekonomi masyarakat.
PTPN yang nanti berada di bawah naungan Nusantara PalmCo itu diantaranya adalah PTPN V di Riau, PTPN VI di Jambi, PTPN XIII di Kalimantan, dan PTPN III operasional Medan serta PTPN IV di Sumatera Utara.
Sucipto yang merupakan alumni Fakultas Peternakan IPB University pada 1987 memulai karir di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk tahun 2007, dengan posisi TL Linkage & Support hingga menjabat sebagai Group Head Middle Corporate hingga pertengahan tahun 2018.
Selain itu mulai tahun 2018 menjabat sebagai Komisaris Utama PT Krida Upaya Tunggal. Pada 25 Juni 2018 ia menjadi Direksi PT Perkebunan Nusantara XI, kemudian sejak 26 Mei 2020 berdasarkan SK Menteri BUMN dan Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) menjadi Direktur di PT Perkebunan Nusantara IV hingga saat ini.*