Pepaya ini banyak ditanam para petani di berbagai daerah di penjuru Indonesia karena berbagai keunggulannya dan tingginya permintaan pasar.
Pepaya berukuran kecil dengan bobot rata-rata 1,3 kilogram per buah ini banyak dijual di berbagai supermarket besar, dilabel dengan nama “Pepaya California”. Bahkan pepaya ini sudah diekspor ke luar negeri diantaranya Malaysia dan Singapura.
Pepaya Calina dan California keduanya adalah buah yang sama, meski sebutan Pepaya California umumnya lebih populer dibanding Calina. Padahal penggunaan istilah California hanya digunakan untuk meningkatkan nama jual agar lebih terlihat mentereng.
Pepaya asli Indonesia ini memilki daging buah yang tebal dan rasa yang manis. Keunggulan lain dari pepaya Calina adalah awet dan tidak mudah busuk sehingga aman disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Selain memiliki daging buah tebal, rasa yang manis dan tidak mudah busuk, karakteristik lain juga dimiliki tumbuhan pepaya ini.
Meski secara fisik, warna, ukuran dan bentuk buah tidak jauh berbeda dengan pepaya lainnya. Namun pohon pepaya Calina tinggi batangnya lebih pendek dan mempunyai masa panen lebih cepat dibanding varietas pepaya lain.
Hal yang membuat pepaya Calina disukai sehingga merajai pasar buah adalah rasanya yang manis, dagingnya tebal dan lembut, tidak benyek, warnanya merah, dan tidak mengeluarkan aroma pepaya yang khas.
Di pasaran, pepaya Calina memiliki nilai ekonomis tinggi dan sangat diminati oleh masyarakat.
Buah ini merupakan tanaman pemuliaan asli Indonesia, hasil penelitian Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS., beserta tim dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB University, yang diperkenalkan pada 26 Mei 2010.
Buah pepaya in ditemukan oleh Sriani beserta tim peneliti lainnya di rumah warga bernama Okrin. Selanjutnya dilakukan penelitian selama 7 tahun hingga menghasilkan varietas pepaya baru yang diberi nama pepaya calina.
Wanita kelahiran Ponorogo pada 1959 silam ini mengawali karirnya dengan menjadi dosen di IPB University, kemudian melanjutkan studi S2 di Universitas Putra Malaysia (UPM) yang fokus pada pemuliaan tanaman.
Beberapa penghargaan yang berhasil didapat oleh Sriani antara lain penghargaan dari rektor PIPB, penghargaan Riset Unggulan Strategi Nasional (Rusnas Award, 2004) dari Kementerian Riset dan Teknologi, Satyalencana Karyasatya dari Presiden Republik Indonesia tahun 2006, serta penghargaan dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII) pada tahun 2010.
Selain itu, Sriani juga pernah mendapat penghargaan sebagai Dosen Berprestasi IPB University dan Dosen Berprestasi Tingkat Nasional di tahun 2006.
Sriani memerlukan waktu tujuh tahun dalam proses pemuliaan buah ini, guna mendapatkan bibit terbaik secara kualitas dan produktivitas.
Dalam rangka Gerakan Revolusi Oranye, PTPN III telah menanam pepaya Calina di lahannya seluas 2.500 hektar. Gerakan ini bertujuan meningkatkan angka produksi dan konsumsi buah nusantara serta menargetkan Indonesia sebagai produsen buah tropika terkemuka di ASEAN pada 2025 dan berhasil memenuhi target ekspor sekitar 5,95 juta ton buah.
Keunggulan yang dimiliki pepaya Calina diharapkan dapat membantu mewujudkan mimpi besar bangsa ini menjadi eksportir buat tropika terbesar di dunia pada tahun 2045.
Pepaya Calina merupakan salah satu bentuk sumbangsih IPB University dalam mendukung terwujudnya Gerakan Revolusi Oranye yang diluncurkan pada 2013.
Keunggulan dari pepaya ini adalah tinggi pohonnya lebih pendek dari batang tanaman pepaya lain, hanya antara 1-1,5 meter, setiap pohon berbuah lebat, delapan bulan tanam sudah bisa dipanen, rasa manis segar, ukuran buah tidak terlalu besar, warna merah jingga menyala, daging tebal dan lembut, daging buah tidak benyek dan tidak mengeluarkan aroma pepaya yang khas.
Tanaman pepaya California juga memiliki kemampuan adaptasi yang baik sehingga mudah dibudidaya, bisa ditanam di mana saja dan cepat panen.
Buah pepaya California memiliki kandungan nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan.
Setiap 76 gram buah pepaya mengandung 22 IU vitamin A, 47 mg vitamin C, 2 g serat, 18 mg kalsium, 8 mg magnesium, dan 1 mg kalium (Dalimartha, 2011). Vitamin A berperan untuk membantu penglihatan mata dan membantu proses pertumbuhan.
Pepaya California berakar tunggang, tergolong tanaman dikotil dan memiliki tipe daun bintang. Menariknya, tanaman pepaya California memiliki dua jenis bunga yakni bunga yang tidak dapat berbuah (kembang paes) dan bunga yang bisa berbuah.
Antioksidan yang tinggi pada pepaya ini juga dapat mencegah oksidasi kolesterol yang dapat menyebabkan penyakit jantung. Selain itu, kandungan serat, kalium, vitamin C dan likopen pada pepaya juga dapat menjadi pelindung alami bagi jantung.
Kandungan vitamin C dan likopen di dalam pepaya, menjadikan buah ini sebagai salah satu makanan yang baik untuk mengurangi resiko penyakit jantung. Pepaya juga mengandung zat antioksidan yang disebut likopen. Likopen dapat menangkal kerusakan sel kulit dan kulit kemerahaman akibat paparan sinar matahari.
Pepaya diketahui mengandung dua enzim yaitu enzim papain dan enzim chymopapain yang dapat membantu melancarkan pencernaan dan mencegah peradangan. Selain itu, enzim pada pepaya juga secara alami dapat mengurangi protein, karbohidrat, dan lemak pada tubuh.
Kaya akan vitamin A, vitamin C dan Vitamin E menjadikan pepaya sebagai salah satu buah yang ampuh meningkatkan sistem imun tubuh. Vitamin C dapat melawan bakteri dan virus yang berbahaya. Vitamin A dan senyawa beta karoten pada pepaya mampu melawan penyakit seperti infeksi, pilek, flu, dan demam.
Vitamin-vitamin pada pepaya juga berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas dan menjaga sistem imun bagi tubuh kita. *