Membawa Ilmu untuk Kebaikan Bersama
Perjalanan akademis dan pengabdian masyarakat seringkali menjadi dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Kisah Nur Isiyana Wianti, seorang alumni IPB University yang kini menjabat Lektor di Jurusan Penyuluhan Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo (UHO), adalah bukti nyata dari sinergi ini. Dikenal dengan sapaan akrab Yanthi, ia mendedikasikan pengalamannya untuk memahami dan memperkuat resiliensi sosial komunitas nelayan, terutama Suku Bajo.
Yanthi mengawali pendidikannya di IPB University pada tahun 2001, mengambil bidang Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Setelah lulus, ia melanjutkan studi magister di kampus yang sama, mendalami Sosiologi Pedesaan. Kehausannya akan ilmu membawanya melangkah lebih jauh. Saat ini, Yanthi sedang menempuh studi doktoral (PhD) di Charles Darwin University (CDU) dengan beasiswa bergengsi Australia Awards Scholarship (AAS). Ia mendalami bidang Community Livelihoods and Natural Resources, memperkuat keahliannya dalam isu-isu sosial dan lingkungan.
Dedikasinya di dunia penelitian terlihat dari berbagai riset yang telah ia lakukan. Salah satu yang paling menonjol adalah penelitiannya tentang "Model Relasi Modal Sosial Sama-Bagai untuk Memperkuat Resiliensi Sosial Komunitas Nelayan Bajo di Taman Nasional Wakatobi" yang didanai KEMENRISTEKDIKTI.
Sebagai seorang akademisi, Yanthi tidak hanya berkutat dengan teori, penelitiannya diwujudkan dalam pengabdian kepada masyarakat. Pada tahun 2022, ia terlibat dalam program "Pemberdayaan Kelompok Tani Sayuran Melalui Intensifikasi Ekologi Menggunakan Ekoteknologi Biofertilizer Non-Mikroba," sebuah inisiatif yang memberikan dampak positif bagi petani di sekitar Kebun Raya Kendari.
Karya tulisnya juga telah diakui secara global. Artikel-artikelnya diterbitkan di jurnal-jurnal internasional bereputasi seperti Oceania dan Modeling Earth Systems and Environment, yang masuk dalam kategori Q1 dan Q2 ScimagoJR. Salah satu artikel terbarunya membahas tentang "Sama Bajo Resilience in the Time of COVID," yang menunjukkan kepeduliannya terhadap dampak pandemi pada komunitas pesisir.
Selain artikel, Yanthi juga menulis bab buku berjudul "Sustaining Livelihoods from the Seas: Sama Bajo Vulnerabilities and Resilience" yang diterbitkan oleh The National University of Singapore (NUS) Press. Kontribusinya dalam dunia literasi ilmiah semakin lengkap dengan perolehan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk "Rumpon Marikultur Berbasis Bioatraktor Rumput Laut" pada tahun 2024.
Nur Isiyana Wianti telah meraih berbagai penghargaan bergengsi dalam 10 tahun terakhir. Pada tahun 2025, ia menerima IDRC AQUADAPT sponsorship untuk menghadiri Konferensi Global tentang Gender dalam Akuakultur & Perikanan. Di tahun 2023, ia memenangkan Allison Sudrajat Prize dan mendapatkan travel grant dari Australian National University.
Pada tahun 2022, Yanthi menjadi penerima beasiswa Australia Awards Scholarship untuk program PhD-nya. Tahun yang sama, ia juga dinobatkan sebagai The best presenter pada 3rd International Conference on Rural Socio-economic Transformation (RUSET) di IPB University. Prestasinya di tingkat nasional termasuk meraih Juara 1 Nasional Dosen Pembimbing Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) pada tahun 2021.
Sebelumnya, Yanthi juga mendapatkan beasiswa dari University of Amsterdam pada tahun 2019, serta The Best Paper pada Seminar Nasional Hasil Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian di UGM pada tahun 2017.
Yanthi juga aktif di berbagai organisasi profesional seperti Asian Fisheries Society (AFS), PERGIZI PANGAN Indonesia DPD Sulawesi Tenggara, PERHEPI Komda Kendari, dan Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia (PAPPI), memperluas jaringannya untuk terus berkontribusi pada pengembangan masyarakat.
Kisah Yanthi adalah bukti dari semangat seorang alumni IPB University yang terus berdedikasi. Ia membuktikan bahwa ilmu yang didapat di bangku kuliah bisa menjadi alat yang ampuh untuk menciptakan kontribusi positif, khususnya bagi masyarakat yang seringkali terpinggirkan.
