Muzakkir Abdullah

Sosok Cemerlang Pengantar Masa Datang

MUZAKKIR Abdullah. Lelaki kelahiran Lhokseumawe pada Mei 1975 ini telah berpuluh tahun meninggalkan jejak kakinya di atas pasir sepanjang pantai Aceh Utara.

Jejak cerita masa kecilnya yang setiap saat bermain di pesisir pantai, memang telah lama terhapus disana. Tapi gelombang perjalanan hidupnya, justru telah menciptakan jejak karir yang luar biasa.

Dialah kini orang nomor satu di perusahaan milik daerah Kota Bogor, PD Pasar Pakuan Jaya (PPJ) Kota Bogor sebagai Direktur Utama.

Lulus dari SD Negeri 1 Krueng Mane, Lhokseumawe Aceh Utara pada 1988, Muzakkir kecil memang akrab dengan kehidupan di pesisir pantai.

“Rumah kami memang dekat dengan laut, hanya sekitar 200-300 meter ke tepi pantai. Karenanya keseharian saya sudah terbiasa di laut. Kalau tidak ditahan, dalam kondisi saya berpakaian rapi, bisa-bisa saya langsung spontan lari ke laut,” seloroh Muzakkir.

Meski berasal dari keluarga yang sederhana, nilai keagamaan dan rasa hormat kepada orangtuanya, sudah tertanam sejak kecil.

Bapaknya, Abdullah Alibasyah dan ibunya, Nurkisyah adalah pekerja tekun yang menjalankan usaha tambak dan pembibitan udang selain bercocok tanam. “Sebagian hasil tambak dikonsumsi oleh masyarakat Aceh, sebagian lagi dikirim ke Medan untuk ekspor, terutama udang windu,” jelas Muzakkir.

Zakkir adalah anak kedua dari lima bersaudara. Ketekunan dan kemandirian yang dibangun keluarganya, menitis kuat pada dirinya.

Saat Zakkir beranjak usia sekitar 13 tahun dan mulai menginjak masa pendidikan di SMP Negeri 1 Krueng Mane, Muara Batu, ia mulai mengenal dunia perdagangan. “Saya sejak kecil sudah senang berjualan,” ceritanya.

Ayahnya saat itu membuka toko sembako dan kelontongan yang menjual beragam jenis kebutuhan rumah tangga, mulai dari beras, gula, minyak, perlengkapan mandi dan barang kebutuhan sehari-hari lainnya. “Bapak saya yang modalin. Saya berdua dengan saudara yang menjaga dan mengurus toko,” lanjutnya.

Setiap hari setelah pulang sekolah, Muzakkir langsung datang menjaga toko. Dari sana ia belajar banyak hal untuk melayani konsumen. Mulai dari mengepak barang, mengelompokkan, menghitung hingga mengontrol persediaan barang. “Tak bisa dipungkiri, talenta bisnis saya mulai muncul disini,” ujar Muzakkir.

Hingga akhirnya saat beranjak pendidikan ke SMA, Muzakkir makin mengerti alur bisnis toko yang didalaminya sejak SMP. “Ketika sudah SMA, saya sudah paham bagaimana mendisplay toko supaya menarik, menjaga stock, mengurus pengambilan dan supply barang, menguasai pembukuannya, menghitung margin, semua sudah betul-betul saya kuasai,” paparnya.

Dari hasil pengelolaan tokonya, Zakkir sangat mandiri sejak muda. “Saya malah sudah mampu beli sendiri sepatu idaman anak muda waktu itu,” cerita Muzakkir.

“Tapi saat saya sudah kelas tiga SMP, entah kenapa muncul cita-cita ingin masuk AKABRI. Itu yang mengubah saya. Saya ingin sekolah jauh. Berbeda dengan teman-teman saya saat itu,” ungkapnya.

Sebab itulah saat lulus dari SMP, ia memilih untuk bersekolah di SMA 1 Matang Glumpang Dua, Bireun, Aceh. “Dari tempat saya jaraknya sekitar 22 KM. Tiap hari saya berangkat naik bus. Saya melatih dan menyiapkan diri saya untuk lebih mandiri dan berani, karena tekad cita-cita saya ingin masuk AKABRI. Saya juga mulai senang berolahraga. Semua pola hidup dan pergaulan saya berubah karena ada cita-cita yang ingin saya capai,” terangnya.

Muzakkir pun mulai menuai prestasi di masa SMA. Nilai akademiknya meroket. Dia bahkan dipercaya menjadi Ketua OSIS di sekolahnya. Karena pencapaian itulah, ia akhirnya mendapatkan undangan untuk masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada 1994.

Ia memang sempat galau, antara menerima USMI atau memilih jalan mencoba masuk AKABRI. Tapi banyaknya dukungan dan pemahaman dari keluarga, juga demi citra sekolah yang selama ini mendidiknya, ia akhirnya memutuskan untuk kuliah di IPB University.

Meski begitu, Zakkir belum sepenuhnya siap menerima. Sampai-sampai di tahun pertama kuliah, ia menjalankan dengan datar-datar saja.

"Saya bahkan pernah berharap di DO supaya tahun depan bisa ikut tes AKABRI,” kenang Muzakkir, diiringi tawanya yang khas.

Tapi, memasuki akhir semester kedua, Muzakkir akhirnya ‘move on’ dan membuka diri. “Ternyata setelah saya melihat keberhasilan para IPB University, peluang di depan matantak sesempit yang saya pikirkan. Sampai akhirnya saya berpikir ‘ini hidup saya’,” urainya.

Ketika itulah, cita-citanya untuk masuk AKABRI mulai benar-benar dilepaskan.

Memasuki semester ketiga, ia pun mulai tekun sebagai mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB University dengan memilih jurusan Teknik Pertanian. Nilai IPK yang dicapai akhirnya juga mulai membaik.

“Pilihan pertama saya memang jurusan Teknik Pertanian. Saya lebih senang pelajaran yang banyak hitungannya ketimbang hafalan,” ucapnya.

Lama-lama, Muzakkir memang mulai menikmati proses pendidikannya sebagai mahasiswa IPB University.

Menjalani kehidupan yang jauh dari kampung halaman, membuat ia dan kawan-kawannya harus bisa bertahan hidup.

Naluri bisnis Si Anak Gampong ini pun bangkit. Hatinya tergerak saat teman-temannya mulai muncul banyak kebutuhan. Muzakkir akhirnya menantang teman-temannya untuk cari uang dengan melemparkan ide.

“Coba lihat, berapa ribu orang yang datang saat wisuda IPB di Graha Widya Wisuda (GWW). Mereka yang datang bukan hanya orang Bogor. Pasti mereka butuh sticker, butuh kaos atau barang untuk kenang-kenangan lainnya,” tutur Muzakkir.

Tanpa modal, Muzakkir menggerakkan teman-temannya untuk mencari sumber barang dagangan yang dibutuhkan. Ia pun datang ke tempat produksi souvenir-souvenir, mengutarakan niatnya dan menitipkan kartu mahasiswa sebagai jaminannya. Hal yang sama dia lakukan ke agen minuman dengan kartu mahasiswa teman-teman lainnya.

“Saya atur pengambilan barang, ini dijual sekian, ini berapa, saya hitung. Saya sudah biasa karena pengalaman di toko dulu. Kita atur titik tempat jualannya. Ternyata meledak, laku semua. Untungnya kita bagi rata semua. Kebutuhan untuk teman-teman akhirnya juga kesampaian,” cerita Muzakkir.

Sejak itu, setiap kali wisuda Muzakkir dan teman-temannya mengulang sukses usaha ini di sekitar gedung GWW IPB, Dramaga, Bogor. Sampai di tahun-tahun berikutnya, usaha ini mulai diturunkan ke adik-adik kelasnya.

Bapaknya sangat percaya Muzakkir bisa mengelola keuangan. Begitu juga saat sebelum lulus, Muzakkir mengutarakan niatnya untuk melanjutkan kuliah S2 di IPB. Sang ayah pun mendukung dan mengirimkan sejumlah uang untuk bekal nanti menjalankan pendidikan S2.

Lagi-lagi, ‘kenakalannya’ malah muncul lagi. Muzakkir berpikir memutar uang bekal pendidikannya untuk modal berbisnis. Meski begitu, Muzakkir berusaha meyakinkan bapaknya dan berargumentasi bekal biaya pendidikannya aman digunakan sebagai modal menjalankan bisnis.

Saat itu dimulailah bisnis pertama yang ia geluti sendiri. “Saya memulai bisnis saya dengan membuka rental komputer di Dramaga,” tuturnya

Resmilah saat itu ia membuka usaha rental komputer yang diberi nama Zoom Computer. Nama ‘Zoom’ dipilih karena dengan harapan usaha ini bisa membesar, meskipun awalnya dari titik kecil di Dramaga.

Muzakkir juga bisa merekrut dan mempekerjakan teman-temannya untuk bekerja di rental komputernya. Bahkan lama kelamaan, peluang lain muncul. Tak hanya rental, penyediaan dan perbaikan komputer juga mulai menjadi kebutuhan pelanggan Zoom Computer.

Saat pesanan komputer banyak dan Muzakkir tidak punya modal, ia tak sungkan menghadap ke Prof.Dr. Slamet Budijanto, pakar Teknologi Pangan dan Gizi IPB University yang namanya terkenal sebagai perintis riset beras analog.

Berkat pergaulannya yang luwes, Muzakkir boleh dibilang cukup dekat dengan Slamet. Kepada Slamet lah ia mengutarakan kebutuhan modal untuk bisnisnya. Slamet sangat percaya pada Muzakkir. “Kamu butuh berapa. Ya udah, nih ATM nya,” ujar Muzakkir menuturkan ucapan Slamet.

Kedekatannya dengan Slamet juga dibangun dari kegiatannya menawarkan jasa unit komputer, jual tinta printer dan kebutuhan komputer lainnya untuk kantor-kantor dan ruangan di IPB University. “Saya benar-benar jadi sales,” ucap Muzakkir.

Muzakkir lulus dari IPB University pada 1998. Sejak lulus, ia sudah menjadi owner usaha komputer yang kemudian diberi nama PT Zoom Infotek Telesindo (Zoom Group). Disamping menjalankan usaha komputer, tahun 2000 ia juga harus menjalankan bisnis sebagai pemilik usaha Barona Tambak Udang dan Bandeng.

“Walaupun kita sales, tapi kita sarjana,” ungkap Muzakkir pada rekan-rekannya yang waktu itu membantu menjalankan usahanya di Zoom Computer.

Muzakkir juga bahkan bisa membuka lowongan dan memasang iklan di koran lokal waktu itu. Dari sana, tim nya mulai lengkap dengan adanya tambahan tenaga teknisi komputer.

Pemasaran Zoom Computer bahkan mulai meluas kemana-mana. Tak hanya di lingkungan kampus. Tetapi juga mulai meluas ke Kota Bogor dan bahkan sudah menerima pesanan dari Lampung hingga Malang.

“Ada masa, seluruh perangkat komputer di IPB University itu dari Zoom Computer. Termasuk service, itu semua kita yang pegang. Karenanya Zoom Computer termasuk populer di kalangan kampus IPB University,” papar Muzakkir.

Tahun ketiga, rental sudah berkembang dengan adanya tambahan layanan warnet. Bahkan usahanya juga mulai merambah dengan membuka penyewaan VCD dan DVD rental untuk film-film terbaru, lengkap dengan player-nya.

Kini Zoom Computer sendiri semakin berkembang dan dikenal sebagai perusahaan supplier komputer, sales, service, hardware dan software. Zoom Computer pun akhirnya mulai bisa membeli tempat di Ruko Taman Yasmin, Sektor VI, Bogor Barat.

“Kira-kira tahun 2002 di Yasmin. Jalan itu awalnya masih sepi. Tapi kita mulai tata serius dan jalan pelan-pelan. Saya memajukan usaha ini tentu tidak sendiri,” tegas Muzakkir.

Tahun 2004 Muzakkir bertemu gadis pujaan hati, Yeni Mustikasari. Dua tahun kemudian, Muzakkir dan Yeni melenggang ke pelaminan. Dari pernikahannya, mereka dikaruniai 1 anak laki‐laki dan 3 anak perempuan.

Muzakkir berharap anak‐anaknya mampu menempuh pendidikan setinggi mungkin. Karena itu, konsep pendidikan benar‐benar serius ditanamkan di keluarganya. Terlebih Yeni, istrinya adalah lulusan Magister Psikolog dari Universitas Persada Indonesia, Salemba Jakarta.

“Saya sendiri masih merasa berhutang pada bapak saya untuk menyelesaikan jenjang pendidikan S2,” kutipnya.

Bagi Muzakkir, organisasi juga merupakan kekuatan untuk memudahkan pengembangan usaha. Karenanya ia membentuk Paguyuban Pengusaha Komputer Kota Bogor.

Baru setahun terbentuk, wadah ini mulai aktif dan bergerak. Keberadaannya bahkan mulai tercium oleh Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (APKOMINDO) dan mengajak paguyuban yang dirintis Muzakkir untuk membentuk APKOMINDO Kota Bogor.

Tahun 2010, melalui Musda I terpilihlah Muzakkir menjadi Ketua APKOMINDO Kota Bogor. Bahkan tahun 2015, Muzakkir menjadi Sekjen APKOMINDO
Pusat yang saat itu di bawah kepemimpinan Soegiharto Santoso yang akrab dipanggil Hoky.

Di tangan Hoky, APKOMINDO kemudian berubah nama menjadi Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Aptiknas) yang dideklarasikan pada 2017.

Saat itu, komunikasi Muzakkir juga mulai dekat dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia
(HIPMI) Kota Bogor. Muzakkir pun terpilih sebagai Ketua Umum Badan Pimpinan Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Bogor untuk periode 2015‐2018.

Muzakkir juga mulai aktif di KADIN Kota Bogor. Di akhir tahun 2015, ia juga menjadi Wakil Ketua di Badan Pelayanan Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Bogor. “Senior saya, Erik Suganda di KADIN Kota Bogor menyarankan saya untuk ikut testing di BPSK Kota Bogor. Saya lulus dan bertugas di sana sejak 2015 hingga 2020,” jelas Muzakkir.

Muzakkir memang selalu merasa penting untuk dipacu oleh target. “Rencana dan target saya sederhana. Beres dari HIPMI tahun 2018, lalu 2019 naik haji, saya daftar kembali S2 lalu setelah itu pada 2020 saya kembali belajar di organisasi untuk maju menjadi calon ketua KADIN Kota Bogor,” urai Muzakkir.

Tapi Tuhan punya rencana lain yang lebih indah. Tak ada yang menyangka, jalan yang terbuka justru mengantarkan nama Muzakkir berproses menuju PD Pasar Pakuan Jaya Kota Bogor.

Meski begitu, posisi Direktur Utama PD
PPJ Kota Bogor yang saat itu terbuka, bukanlah sebuah tujuan bagi Muzakkir.

“Sehari sebelum pendaftaran sebagai
calon Dirut PD PPJ Kota Bogor, saya masih di Lampung dan baru bisa mengurus kelengkapan persyaratan administrasi dalam perjalanan ke Bogor,” tutur Muzakkir.

Ia juga bertutur, banyak pihak yang mendorong dan memberinya motivasi untuk maju sebagai calon Direktur Utama PD PPJ Kota Bogor.

Sejak berproses, Muzakkir terus berusaha memahami persoalan pasar
di Kota Bogor, hingga akhirnya ditetapkan oleh Walikota Bogor pada 31 Januari 2019 sebagai Direktur Utama PD PPJ Kota Bogor bersama dengan jajaran direksi lainnya, Jenal Abidin sebagai Direktur Umum dan Deni Ari Wibowo sebagai Direktur Operasional.

Sebagai Dirut PD PPJ Kota Bogor, Muzakkir telah berhasil membangun dan mengembangkan pasar-pasar rakyat, melakukan revitalisasi pasar-pasar modern di Kota Bogor, membenahi penataan lingkungan pasar, melakukan tertib administrasi hingga mengembalikan aset pasar Kota Bogor.

Zakkir juga berhasil melakukan adaptasi pasar online melalui aplikasi e-kujang yang mempermudah transaksi pembelajaan online.

Namanya juga semakin matang dan berkibar di Kota Bogor. Karena itu, di tengah kesibukannya mengelola pasar di Kota Bogor, Muzakkir juga terpilih sebagai Ketua DPC Himpunan Alumni (HA) IPB University periode 2021‐ 2025 pada Musyawarah Cabang (Muscab)
HA‐IPB University yang digelar di Paseban Sri Baduga, Balai Kota Bogor pada Minggu, 25 April 2021.

Pada 2021, Muzakkir mampu membawa Pasar Gunung Batu menjadi satu dari dua pasar rakyat yang ada di Jawa Barat yang mendapat sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia.

Sebelumnya, Muzakkir juga berhasil mengantarkan empat penghargaan sekaligus dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam lomba inovasi daerah tatanan normal baru tahun 2020 bagi Kota Bogor, yaitu juara pertama atas kategori sektor restoran, sektor pasar modern dan sektor pasar tradisional.

Sedangkan satunya menduduki juara dua dengan ketegori sektor tempat wisata. Selain itu, untuk pasar tradisional sudah diberlakukan beberapa inovasi dari PD PPJ Kota Bogor dalam menyambut adaptasi kebiasaan baru.

Belum lama, ia juga terpilih sebagai Ketua Umum PBSI Kota Bogor masa bakti 2023-2027.

Muzakkir, anak pedagang dan petani itu kini terus memupuk harapan dalam perjalanan pasar modern di masa mendatang.

Di tangannya yang cemerlang, kehidupan pasar yang sehat dan modern mulai dirintis dan dirancang demi kenyamanan warga. Pengalaman dan perjalanan hidupnya memang telah mengantarkan nilai hidup dari masa ke masa. *

Tinggalkan Komentar