Penjaga Asa Kelautan, Pendorong Harapan Perikanan
SETELAH menjalani peran sebagai Asisten Deputi Pengembangan Perikanan Budidaya pada Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), selama kurun waktu 2020-2023, Mohamad Rahmat Mulianda kini ditugaskan kembali di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.
Di posisi sekarang, di habitat perencanaan pembangunan, Kang Rahmat - begitu biasa dipanggil, menjabat sebagai Direktur Kelautan dan Perikanan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.
Kang Rahmat memang selalu menjadi penggagas yang penuh semangat.
Salah satu program yang diinisiasi Kang Rahmat pada waktu berkiprah sebagai Asdep Pengembangan Perikanan Budidaya adalah pengembangan komoditas rumput laut (seaweed) di Maluku yang merupakan salah satu komoditas unggulan nasional dalam RPJMN 2020-2024.
Sebagai informasi, Indonesia dikenal sebagai produsen tropical seaweed terbesar di dunia. Maluku sendiri merupakan salah satu provinsi utama penghasil rumput laut nasional.
“Kami fokus ke Maluku Tenggara, yang juga terkenal dengan gugusan kepulauan Kei-nya, yang memiliki kondisi lingkungan perairan yang tepat, sehingga Seaweed dapat berperan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus sumber kesejahteraan para pelakunya.
Di lokasi tersebut akan dibangun pengembangan Rumput Laut Terintegrasi Hulu-Hilir (Seaweed Estate), artinya industri yang dimulai dari kegiatan onfarm budidaya hingga pengolahannya,” cerita Kang Rahmat, hangat dan bersahabat.
Kang Rahmat lalu menuturkan, pada saat ini seaweed akan dikembangkan sebagai biofertilizer dan biostimulant untuk mendukung kebutuhan pupuk organik bagi sektor pertanian.
Ini merupakan pengembangan selain peran seaweed sendiri yang selama ini sudah dikenal sebagai bahan baku pembuatan carrageenan untuk kebutuhan industri pangan, kosmetik dan obat-obatan dengan pangsa pasar sangat luas di dunia.
Rupanya uapaya Kang Rahmat tak hanya itu. Selain seaweed, ia juga mendorong pengembangan industri udang berkelanjutan di tanah air.
"Udang menjadi kontributor terbesar ekspor perikanan Indonesia, sekaligus menjadi sumber penghidupan utama petambak nasional," ungkapnya penuh semangat.
Menurutnya, revitalisasi tambak dan akselerasi produksi yang berkelanjutan mutlak harus diwujudkan.
Ia berharap langkah serius yang dilakukan pemerintah ini akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri udang global.
Kiprah Kang Rahmat memang selalu dituntut untuk bisa menghadirkan rintisan inovasi, khususnya terkait bidang kelautan dan perikanan.
Laki-laki kelahiran Bandung, 13 April 1969 ini selalu berusaha fokus dalam menghadapi segala tugasnya dan memberikan pembaharuan pada program-program yang sedang dirintis dan dikembangkannya.
Kini, di Direktorat Kelautan dan Perikanan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Rahmat bertugas merumuskan perencanaan jangka menengah dan jangka panjang, penentuan arah kebijakan, menyusun strategi pembangunan lintas sektor untuk sektor kelautan dan perikanan, termasuk monitoring dan pengendalian pelaksanaannya.
“Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang dapat diimplementasikan secara optimal di lapangan, dan memberikan outcome yang jelas dan terukur bagi masyarakat dan stakeholders terkait”, begitu tegasnya.
Di bawah kepemimpinan Rahmat, Direktorat Kelautan dan Perikanan ini memiliki peran penting dalam pembangunan kelautan dan perikanan nasional, khusunya saat ini ketika sedang dirumuskan Pembangunan Jangka Panjang menuju Indonesia Emas 2045.
Direktorat Kelautan dan Perikanan Kementerian PPN/Bappenas ini juga memiliki tekad untuk menggiatkan pembangunan Blue Economy melalui affirmatif program dipusat dan daerah, melibatkan semua pelaku penta helix pembangunan yang mencakup pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat dan media, guna menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan (Archipelagic State) terbesar di dunia ini menjadi kekuatan dunia dibidang ekonomi, budaya, kepemimpinan maritim yang disegani.
Tentu saja, ia dan jajarannya juga harus memastikan pemanfaatan sumber daya laut yang berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat.
Lulus dari SMA Negeri 5 Bandung, Rahmat Mulianda memilih pendidikan sarjana Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya di IPB University dan lulus pada tahun 1993.
Pada saat di kampus, Kang Rahmat aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan, termasuk pernah menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Akuakultur pada saat duduk di semester 5.
Rahmat juga menjadi salah seorang pendiri pembentukan Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia (Himapikani) pada tahun 1992 di Makasar, yang menjadi muara konsolidasi peran dari para aktivis perkanan dari kampus-kampus FPIK se Indonesia.
Setelah lulus Rahmat aktif juga di Ikatan Alumni C Perikanan IPB University dan Ikanan Sarjana Perikanan Indonesia (Ispikani) hingga sekarang.
Selanjutnya, ia melanjutkan pendidikannya dan mendapat gelar Master of Maritim (M.Mar) dalam Program Studi Maritim Policy dari University of Wollongong, NSW Australia, pada tahun 2003.
Latar pendidikan itulah yang mampu memberikan pondasi yang kokoh dalam pengetahuan dan pemahaman akan sumber daya perikanan.*