Linda Rosalina

Pecinta Lingkungan, Pembuka Ruang Sengkarut

KETERBUKAAN dan keadilan selalu menjadi perihal menarik bagi perempuan ini.

Jiwa petualangannya sudah membentuk semangat kepedulian pada lingkungan.

Sebagai pendukung, ia memahami betul gerakan solidaritas hak asasi bagi kelompok rentan, terutama masyarakat yang sumber penghidupannya dari hutan dan terpinggirkan.

Tahun 2023 lalu, Linda Rosalina pun bergabung dalam perkumpulan Transformasi Untuk Keadilan (TuK) Indonesia yang memperjuangkan perlindungan hak asasi manusia dalam pengelolaan sumber daya alam (NR).

TuK INDONESIA menjadi inisiator gerakan transformasi dengan semangat muda yang menggelora memperjuangkan perwujudan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia dan keadilan sosial.

Organisasi ini mengawal perusahaan agar tetap akuntabel, membenahi kebijakan keuangan dan mendukung masyarakat setempat.

Linda bahkan dipilih dan ditetapkan dalam forum Rapat Anggota Luar Biasa TuK INDONESIA Tahun 2023 sebagai Direktur Eksekutif TuK Indonesia Periode 2023-2026.

“Terima kasih atas kesepakatannya untuk memilih saya bersama TuK Indonesia sampai tahun 2026 nanti. Saya harap kita bisa bersama-sama memajukan TuK Indonesia. Ke depan saya membayangkan TuK Indonesia lebih membumi sebagai pionir isu keuangan berkelanjutan di Indonesia mengingat isu keuangan itu sangat kritis," ungkap Linda Rosalina saat menerima amanat sebagai Direktur Eksekutif TuK INDONESIA.

Linda memang konsisten berada di seputar isu keterbukaan informasi.

Sebelumnya, Linda juga aktif di Forest Watch Indonesia (FWI). Ia menjadi corong bagi organisasi ini sejak bergabung pada Agustus 2013.

Lahirnya Forest Watch Indonesia dilatarbelakangi oleh adanya ketidakadilan atas distribusi informasi, kerusakan hutan dan banyaknya konflik yang timbul dalam pengelolaan sumberdaya hutan yang berlangsung di Indonesia.

Dalam perjalanannya, FWI telah menerbitkan beberapa produk yang berisi informasi terkait kehutanan, seperti buku Potret Keadaan Hutan Indonesia (PKHI), Lembar Fakta, Film, dan banyak produk lainnya.

Berada di garda di depan, Linda Linda yang memiliki hobi traveling, berbicara pentingnya mengurai silang sengkarut pengelolaan hutan Indonesia.

“Ada rezim perusahaan HTI, pemegang izin HPH, perkebunan sawit, dan rezim pertambangan yang merupakan aktor penyebab silang sengkarut pengelolaan hutan dan lahan. Padahal untuk perbaikan tata kelola hutan di Indonesia, pengelolaan hutan harus terbebas dari semua jenis kegiatan eksploitasi hutan. Tapi hingga saat ini, kita masih terus mengabaikan daya dukung sumberdaya hutan dan keberlanjutannya,” tegasnya.

FWI yang memiliki visi memimpin perbaikan tata kelola kehutanan melalui gerakan keterbukaan informasi kehutanan dengan menyediakan data dan informasi
alternatif yang tidak terbantahkan, menjadi salah satu alasan ketertarikannya.

Seiring dengan berjalannnya waktu, dia memilih untuk mendalami isu tata kelola hutan yang diawali dari tema keterbukaan informasi di sektor kehutanan.

Dalam memperjuangkan keterbukaan informasi, dia tunjukkan komitmennya dengan menjadi salah satu kuasa di persidangan sengketa informasi antara FWI dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Persidangan di Komisi Informasi Pusat
(KIP) yang hampir berjalan selama setahun dan sembilan kali sidang dia jalani tanpa absen.

Dia berharap seluruh upaya yang telah dilakukan menjadi pembelajaran bersama, terutama bagi badan publik yang memiliki kewajiban menyediakan data dan informasi dalam kepentingan perbaikan tata kelola kehutanan di Indonesia.

Langkah yang berani dan kajian yang tajam selalu dikemukakan Linda dalam melihat persoalan. Ia benar-benar perempuan yang peduli pada lingkungan dan persoalan keadilan.

Linda adalah perempuan kelahiran 8 Agustus 1992 yang tinggal dan tumbuh besar di Bogor.

Setelah menuntaskan sekolah di SMA Insan Kamil Bogor melalui program akselerasi, Linda melanjutkan studinya di Jurusan Agribisnis Fakultas Ekonomi
dan Manajemen IPB University pada 2008.

Di kampus itu, Linda sering berpetualang di alam bebas bersama rekan-rekannya di organisasi Perkumpulan Mahasiswa Pecinta Alam IPB University yang dikenal dengan nama LAWALATA-IPB.

Selama beraktivitas di LAWALATA IPB, dia banyak belajar dan membentuk diri menjadi perempuan yang peduli terhadap alam dan lingkungan sekitarnya.

Hal ini juga yang menghantarkan dia menjadi mahasiswa berprestasi IPB University pada tahun 2011.

Selepas lulus kuliah di awal tahun 2013, Linda bergabung dan banyak membantu beberapa organisasi masyarakat sipil yang bergerak di bidang lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.

Tidak hanya diluar, dia juga aktif memberdayaan masyarakat bersama para pemuda di sekitar rumahnya.

Kini, bersama Tuk Indonesia Linda mendorong, lembaga finansial patuh prinsip-prinsip tata kelola yang baik dan menuntut tanggung jawab sosial perusahaan untuk memenuhi hak-hak pekerja.

Salah satunya, mendorong perusahaan perkebunan sawit mengadopsi skema-skema pengupahan yang berpihak buruh sawit.

Di bawah kepemimpinan Linda, Tuk Indonesia memastikan perusahaan-perusahaan patuh pada komitmen tingkat tinggi pengurangan dan pengendalian kejahatan lingkungan.

Banyak temuan badan usaha “nakal” yang dihasilkan dari analisis ringkas yang dilakukan oleh Transformasi untuk Keadilan (TuK) Indonesia.

Gerakan Linda bersama Tuk Indonesia, mampu menelusup ke sejumlah korporasi khususnya yang bergerak di sektor sumber daya alam seperti kebun kayu, perkebunan kelapa sawit, untuk mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang.

Bersama Tuk Indonesia, Linda telah membuka ruang-ruang tertutup tempat persembunyian kejahatan yang mungkin tak pernah terlihat terbuka di masyarakat.*

Tinggalkan Komentar