Leonardo Adypurnama Teguh Sambodo

Penumbuh Baru, Pemberdaya Sumber Negara

DALAM dunia pembangunan, sosok Leonardo Adypurnama alias Teguh Sambodo tak perlu diragukan lagi.

Sebagai seorang Staf Ahli di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, ia telah memperlihatkan peran penting sepanjang karirnya. Salah satunya pemikiran tentang ekonomi biru.

Teguh mengatakan bahwa saat ini semua negara berpikir keras untuk menciptakan sumber pertumbuhan baru dengan melirik ekonomi biru.

“Pandemi telah menghantam Indonesia cukup keras. Pertumbuhan ekonomi kita minus. Kalau mau bangkit, kita harus mencari sumber pertumbuhan baru. Blue economy dipilih sebagai sumber pertumbuhan baru lantaran potensinya yang sangat besar sekaligus ingin menegaskan kembali identitas Indonesia sebagai negara maritim,” katanya.

Teguh bertutur, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia berpotensi meraup keuntungan secara signifikan dari blue economy atau ekonomi biru.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional memperkirakan nilai blue economy Indonesia pada 2045 bakal mencapai US$7,4-9,8 triliun.

Pendidikan di bidang pertanian dan ekonomi menjadi landasan yang kuat bagi pemikiran pria kelahiran Bandung, 8 April 1971 ini.

Teguh meraih gelar Sarjana di bidang Agronomi dari IPB University pada tahun 1995, ia lalu melanjutkan pendidikannya dengan meraih gelar Master of Science di bidang Ekonomi Pertanian dari Cornell University pada tahun 1999.

Puncak pendidikannya adalah ketika ia meraih gelar Doktor di bidang Manajemen Pertanian dari Lincoln University, Selandia Baru pada tahun 2008.

Leonardo Adypurnama Alias Teguh Sambodo memulai karirnya pada tahun 1995, bergabung dengan Suryamas Dutamakmur. Selama setahun, ia terlibat dalam berbagai proyek dan mendapatkan pengalaman berharga dalam dunia kerja.

Pada tahun 1997, langkahnya memasuki arena perencanaan dimulai ketika ia bergabung dengan Biro Koperasi, Pangan, dan Pengembangan Dunia Usaha sebagai Staf Perencana. Selama periode ini, ia juga mendapatkan kesempatan untuk belajar di luar negeri sebagai bagian dari tugasnya pada tahun 1997 hingga 1999.

Kembali dari tugas belajar luar negeri pada tahun 1999, Teguh bertugas di Biro Koperasi, Pangan, dan Pengembangan Dunia Usaha.

Pada tahun 2001 hingga 2003, Leonardo dipromosikan menjadi Kepala Seksi Teknologi dan Sistem Produksi di Direktorat Pemberdayaan Usaha Kecil, Menengah, dan Koperasi di Bappenas.

Posisi ini memberinya kesempatan untuk terlibat langsung dalam mengembangkan strategi dan kebijakan untuk mendukung pertumbuhan usaha kecil dan menengah di Indonesia.

Selanjutnya, dari tahun 2004 hingga 2007, Teguh kembali terlibat dalam peran sebagai Staf Perencana, kali ini dengan tanggung jawab yang lebih besar sebagai bagian dari tugas belajar luar negeri di Bappenas.

Pengalaman ini memberinya pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika pembangunan nasional.

Pada tahun 2007, Teguh diberi tanggung jawab sebagai Kepala Sub Direktorat Sistem Pendukung UKM di Direktorat Pemberdayaan Koperasi dan UKM di Bappenas.

Perannya yang aktif dalam mendukung sektor usaha kecil dan menengah semakin memperkuat reputasinya sebagai seorang yang ahli dalam bidang ini.

Perjalanan kariernya mencapai puncaknya pada tahun 2016, ketika ia ditunjuk sebagai Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif di Bappenas.

Di posisi ini, Teguh memiliki peran besar dalam merumuskan kebijakan untuk sektor-sektor kunci ekonomi nasional.

Dan sejak tahun 2023, Leonardo Adypurnama Alias Teguh Sambodo diangkat sebagai Staf Ahli Bidang Pembangunan Sektor Unggulan dan Infrastruktur di Kementerian PPN/Bappenas.

Peran barunya ini menegaskan komitmen yang terus berlanjut dalam membangun Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

Leonardo Adypurnama Alias Teguh Sambodo tidak hanya mengukir prestasi dalam karirnya di sektor pemerintahan, tetapi juga terus meningkatkan kompetensinya melalui berbagai program pengembangan eksekutif.

Pada tahun 2023, ia mencapai GRC Professional Advanced-Level Executive oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi.

Gelar ini menegaskan keahliannya dalam tata kelola, risiko, dan kepatuhan, hal yang sangat penting dalam lingkup manajemen dan pengelolaan organisasi.

Pada tahun yang sama, Teguh juga berhasil lolos sebagai peserta dalam The Executive Development Program (EDP) Batch 2.

Program ini diselenggarakan oleh Kementerian PPN/Bappenas bekerja sama dengan the Nanyang Centre for Public Administration (NCPA)-Nanyang Technological University (NTU) dan didukung oleh Temasek Foundation.

Keikutsertaannya dalam program ini menunjukkan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas kepemimpinannya dalam lingkup pemerintahan.

Sebelumnya, pada tahun 2021, Teguh telah menjadi peserta dalam 7th Temasek Foundation Leaders in Economic Development (TFLED) Programme.

Program ini memberikan wawasan mendalam tentang pembangunan ekonomi, memperkuat pemahamannya dalam merumuskan kebijakan ekonomi yang efektif dan berkelanjutan.

Tak hanya itu, pada tahun 2019, Leonardo mengikuti program Digital Transformation in Government: Innovating Public Policy and Service di Harvard Kennedy School Executive Education, Amerika Serikat.

Program ini memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memimpin transformasi digital dalam pelayanan publik, sesuai dengan tuntutan zaman yang terus berubah.

Dengan segala prestasi dan kontribusinya, Leonardo Adypurnama Alias Teguh Sambodo bukan hanya seorang staf ahli, tetapi juga pemberdaya yang berdedikasi dalam membawa Indonesia menuju kemajuan yang lebih besar.*

Tinggalkan Komentar