Kuasai Empat Bahasa Asing, Pernah Kunjungi 45 Negara
IPB University patut berbangga. Sebab, ada salah satu alumninya yang berhasil menempati jabatan penting di organisasi internasional United Nations atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yakni sebagai Wakil Kepala Food and Agriculture Organization (FAO) atau Organisasi Pangan dan Pertanian untuk Benua Afrika. Dialah Dr. Ir. Yurdi Yasmi, M.Sc., PhD.
Yurdi memulai pendidikannya di Fakultas Kehutanan IPB University tahun 1993 dan lulus pada 1997. Selain menjalani pendidikan formal, ia juga aktif di sejumlah kegiatan sosial dan kampus. Karenanya, Yurdi pernah dinobatkan sebagai Mahasiswa Teladan Nasional tahun 1997 dan mengikuti ASEAN Social Forestry Student Association (AFSA).
Setelah menyelesaikan kuliah, ia berkerja di Lembaga Riset Kehutanan Internasional CIFOR Bogor. Dari sinilah karir cemerlangnya dimulai. Yurdi sendiri berasal dari Tanjung Jati Payakumbuh, Sumatera Barat (Sumbar). Sejak duduk di bangku SMP tahun 1989, dia menjadi siswa teladan mewakili Sumbar untuk tingkat nasional dan berkesempatan ke Istana Negara dalam peringatan Hari Kemerdekaan RI.
Ia mendapatkan kesempatan emas di tahun 1992, saat masih SMA, Yurdi terpilih sebagai salah satu siswa program pertukaran pemuda melalui program AFS dan tinggal di Sydney, Australia selama 1 tahun.
Sebelum menjalani karirnya di PBB, Yurdi pernah berkerja untuk lembaga internasional terkemuka di bidang kehutanan dan lingkungan. Saat berumur 35 tahun, ia telah berhasil menjadi Direktur termuda Riset dan Pengembangan dalam sejarah RECOFTC – the Center for People and Forest yang bertempat di Bangkok dengan tugasnya di Kawasan Asia dan Afrika.
Hebatnya, pria yang punya hobi jalan–jalan ini berhasil menguasai beberapa bahasa, diantaranya bahasa Inggris, Spanyol, Belanda, dan Thailand. Dengan hobi travelling-nya ini, ia sudah mengunjungi 45 negara di empat benua.
Yurdi pernah menetap di Belanda selama tujuh tahun bersama keluarganya, terhitung sejak 2000 hingga 2007. Ia tinggal di sana juga untuk menyelesaikan masa studi S2-nya mengenai Tropical Forestry dan lulus dengan predikat cumlaude. Kemudian ia melanjutkan pendidikan S3 dan lulus di tahun 2007 dengan jurusan Forest Governance.
Di Wagenigen Universiteit en Researchcentrum, Yurdi juga mengabdikan diri dengan berkerja sebagai peneliti serta menjadi koordinator untuk mata kuliah penanganan konflik kehutanan dan lingkungan.
Setelah memiliki sepak terjang yang sangat baik di dunia internasional, Yurdi kemudian berhasil menjadi ahli untuk International Union of Forest Research Organizations, Program Investasi Kehutanan di Bank Dunia, International Tropical Timber Organization.
Dengan karir cemerlangnya ini, ia juga sangat aktif di beberapa organisasi. Di antaranya, pernah menjadi Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda tahun 2004-2005, Direktur ASEAN Forestry Student Association (AFSA), tahun 1995-1996 bergabung dengan Ikatan Ilmuan Indonesia, dan menjadi Wakil Presiden Indonesian di Indonesian Diaspora Network, Presiden Diaspora Indonesia di Thailand. Menurut Yurdi, Pengalaman berorganisasi sangat penting dan berguna di dunia kerja.
Di tahun 2016 Yurdi diangkat oleh sukunya Caniago sebagai penghulu, dan diberi gelar Dt. Patiah. Sebelum bergabung dengan FAO, ia pernah menjadi Direktur IRRI (International Rice Research Institute) untuk Asia Tenggara. Ia juga pernah menjabat sebagai Koordinator Pertanian Berkelanjutan di FAO untuk Kawasan Asia Pasifik di Bangkok. Ia juga pernah menjabat sebagai Koordinator Program ICRAF untuk Kawasan Mekong di Hanoi.