Raja Jayakatwang’, Pengawas Industri Keuangan
Malang melintang di industri keuangan, Krisna Wijaya (A11) adalah salah satu bankir senior yang terpercaya di Indonesia. Krisna juga satu-satunya bankir yang memiliki Sertifikasi Manajemen Risiko Level 1 sampai dengan Level 5 dan Eksekutif. Dia juga pakar dalam penanganan kredit mikro yang pro rakyat.
Karenanya, pantas jika Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia atau Indonesia Financial Group (IFG) selaku pemegang saham PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) menunjuk dirinya sebagai komisaris utama sekaligus merangkap sebagai komisaris independen pada Oktober 2022 lalu.
Pria lulusan Sosial Ekonomi Pertanian IPB University pada 1980 itu sangat berpengalaman di bidang industri perbankan dan jasa keuangan dengan berbagai posisi penting. Berpengalaman lebih dari 30 tahun di bidang perbankan dan jasa keuangan, pria kelahiran Jakarta, 22 Juli 1955 ini melanjutkan Magister Manajemen bidang Agribisnis dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta (tahun lulus), dan Doktor Studi Antar Bidang dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta (2009).
Kematangannya teruji lama di industri keuangan milik negara. Di pemerintahan, Krisna Wijaya juga pernah menduduki posisi anggota Tim Asistensi Menteri Keuangan Republik Indonesia (2003-2004), lalu menjadi Direktur Bisnis Mikro dan Ritel BRI (2004-2005) dan menjadi Komisaris Independen BRI (2005).
Krisna Wijaya adalah pejabat pertama sebagai Kepala Eksekutif (CEO) Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada 2005 yang diangkat langsung oleh Presiden. Karena ingin fokus menyelesaikan program doktor jurusan studi antarbidang di pascasarjana Universitas Gadjah Mada, ia pun mundur pada 2008.
"Saya ingin konsentrasi penelitian tentang implementasi kebijakan kredit umum pedesaan selama Januari-April 2008," katanya.
Sebelumnya ia juga ditunjuk sebagai anggota Tim Pengarah Forum Stabilitas Sistem Keuangan, Departemen Keuangan RI (2007). Kemudian menduduki posisi sebagai Komisaris PT Bank Danamon Indonesia Tbk (2008-2010).
Menjabat sebagai komisaris PT Bank Danamon Tbk, Krisna memperoleh penugasan khusus sebagai anggota komite pemantau risiko. Dia merupakan bankir yang ahli di bidang kredit, keuangan, pasar modal, dan manajemen risiko. Dari Danamon, ia menjadi Komisaris Independen PT Bank Mandiri Tbk. (2010-2015).
Pada Maret 2010 Krisna pernah dijagokan menjadi Deputi Gubernur Bank Indonesia (DGBI). Bahkan bukan pertama kali ia dicalonkan menjadi DGBI. Pada 2005, Krisna juga pernah dicalonkan menduduki posisi itu.
"Saya tidak akan kapok dicalonkan untuk kedua kalinya sebagai DGBI. Terpilih atau tidaknya, hanya faktor garis tangan saja," ujarnya.
Krisna menjabat sebagai Dewan Pengawas Yayasan Adaro Membangun Negeri (sejak 2010), lalu menjadi Direktur Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) sejak 2014 hingga 2022. Krisna juga aktif sebagai dosen untuk program magister pada beberapa perguruan tinggi. Sejak 2015.
Krisna menjadi Komisaris Utama BNI Life hingga 2018.Tak sampai disana, Krisna juga menjadi anggota Dewan Pengawas Chub Syariah Insurance sejak 2017, menduduki posisi Komisaris PT Bringin Indah Gemilang (sejak 2019).
Krisna dikenal sebagai sosok yang pas dalam penguatan di bidang pengawasan industri keuangan. Selain di industri keuangan, Krisna Wijaya juga pernah menempati posisi sebagai Komisaris Independen PT Mahaka Radio integra Tbk, yang dimiliki oleh Erick Thohir, Meneg BUMN.
Dari Mahaka, ia lalu hijrah ke PT Danareksa (Persero) pada 2020 sebagai Komisaris Utama. Krisna Wijaya menjabat sebagai Komisaris Utama dan Komisaris Independen PPA sejak Oktober 2020.
Juni 2022, PT Adira Dinamika Multi Finance melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan Krisna adalah sosok yang ditunjuk sebagai komisaris. Kini di Jamkrindo, Krisna diharapkan meningkatkan tata kelola dan memastikan efektivitas operasional beserta strategi bisnis yang berkelanjutan di perusahaan plat merah itu.
Di sela kesibukannya, Krisna menjadi salah satu ketua Paguyuban Puspo Budoyo, yayasan nirlaba yang bergerak di bidang kepedulian pengembangan seni tradisional ketoprak, ludruk, dan wayang orang.
Krisna pernah memerankan Raja Jayakatwang pementasan ketoprak guyonan campur tokoh yang mengambil lakon Berdirinya Majapahit di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta pada 2007.
Krisna Wijaya yang juga telah membuat buku tentang perjalanan karienya. Sejak tahun 2000 ia juga telah menerbitkan 5 buah buku mengenai perbankan, usaha kecil dan kredit mikro. *