Hobi Berburu Surat Berharga dari Berbagai Negara
Setelah lulus dari IPB University, Heri Sunaryadi langsung mengawali karirnya di Astra Group mulai dari 1987 hingga 1999. Ia pernah menjabat sebagai Direktur PT Astra Securities. Sejak Oktober 2021, pria kelahiran Jember, 26 Juni 1960 itu ditunjuk sebagai Komisaris Independen di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).
Merunut ke belakang, Sunaryadi berkarir di Bahana Group sebagai Direktur Bahana Securities (1999-2007), Presiden Direktur Bahana Securities (2007-2009), dan terakhir sebagai Direktur Utama Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (2009-2013).
Heri pernah juga menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (2014-2016), Komisaris PT Telekomunikasi Selular (2015-2016), Direktur Utama KSEI (2013-2014), serta Komisaris KSEI (2009-2012). Pada akhirnya, ia diangkat sebagai Komisaris pada RUPS Tahunan KSEI tanggal 26 Juni 2015.
Hobi Unik
Heri mempunya hobi unik, yakni berburu surat berharga dari berbagai negara yang belum banyak orang tahu. Saking cintanya kepada pasar modal, pimpinan salah satu Self Regulatory Organization (SRO) di pasar modal itu, gemar berburu efek atau surat berharga dari berbagai negara.
Yang menjadi incarannya, bukanlah efek yang menghasilkan cuan. Pria yang sudah lebih dari 15 tahun berkiprah di dunia pasar modal itu justru mencari saham atau obligasi yang memiliki nilai sejarah tinggi.
Koleksi surat berharga kebanggaannya adalah obligasi bertajuk Action de Cinq Cents Francs: Canal Interoceanique de Panama. Surat utang itu diterbitkan Pemerintah Perancis untuk membiayai pembangunan terusan Panama. Ketika diterbitkan tahun 1886, obligasi itu memiliki nilai total 300 juta franc.
Heri mendapatkan koleksi berharganya tersebut saat ia berkunjung ke Prancis, beberapa tahun lalu. Heri rela berburu dan menyusuri sudut pasar loak di sepanjang sungai demi mendapatkan obligasi bersejarah itu.
Heri makin gembira, karena obligasi itu bisa ditebus hanya dengan harga 8 euro saja. “Ini luar biasa karena di tahun itu negara lain sudah terpikir untuk menerbitkan surat utang guna membiayai proyek,†ujarnya. Efek pasar modal kuno lain yang menjadi koleksinya adalah obligasi terbitan Pemerintah Jepang.
Nilai sejarah efek itu pun tak kalah memikat yakni instrumen pengumpulan dana Negeri Matahari Terbit untuk membiayai kebutuhan tentaranya saat Perang Dunia II.
Dengan kerja keras dan pengalamannya, saat ia masuk menjadi Komisaris Independen BRI, Heri juga menjabat sebagai Komisaris di empat perusahaan berbagai sektor.
Jabatan Heri di empat perusahaan selain BRI itu, yakni Komisaris PT Merdeka Copper Gold Tbk (Pertambangan), Komisaris Independen PT Indo Premier (Keuangan), Komisaris PT Integra Indocabinet Tbk (Pengolahan Kayu), dan Komisaris PT Sahabat Finansial Keluarga (Keuangan).