Sukses Tak Harus Karena Bisnis
Menjadi manusia yang sukses tidak harus berkarir maupun bisnis. Ada pilihan celah lain yang kadang tidak disentuh oleh kebanyakan orang. Salah satu pilihan itu adalah mengelola dana sosial dan uang receh sambil terus berkarya dan mengabdi.
Pilihan itulah yang justru mengantarkan Herdiansah (E38) di jalan sukses. "Jika ada dua pilihan mau kaya atau mau mengabdi? Maka lakukanlah keduanya dengan pilihan menjadi kaya dengan mengabdi yang diutamakan," ungkap alumni Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang lulus pada 2006 itu.
Ia menyampaikan orang yang sudah kaya pun pada akhirnya ingin membagikan kekayaannya untuk kegiatan sosial. Dengan kegiatan sosial inilah Herdiansyah bisa berkeliling Indonesia dan dunia.
Berkat kiprahnya di bidang social enterprise, ia dipercaya menjadi Direktur Asset Trust Development. Salah satu bukti sukses Herdiansah adalah dipercaya membangun hunian recovery pasca bencana Lombok dan Palu oleh perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Ada lebih dari 1.000 hunian yang berhasil dibangun dan ada fasilitas publik lainnya seperti sekolah, pasar, industry, pabrik, jembatan dan rumah sakit yang tersebar di Indonesia.
“Sejak tahun 2018 hingga saat ini, saya menjadi CEO, Direktur Utama Dompet Dhuafa (DD) Construction dan Direktur Utama Asset Trust Development yakni perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi, properti dan pengelolaan asset,” ujar pria yang saat ini sekaligus menjabat sebagai Direktur CSR Dompet Dhuafa.
Ia merasa bangga karena pernah kuliah di IPB University. Baginya, IPB University merupakan kampus terbaik, meskipun kuliah di IPB University padat dengan tugas namun itu menjadi bekal setelah lulus nanti. Berbagai kesulitan saat kuliah justru membuatnya semakin matang dan mampu menumbuhkan rasa empati kepada orang lain.
Saat menjadi mahasiswa, kondisi ekonomi keluarga Herdiansah dapat dikatakan sangat terbatas dan penuh dengan tantangan. Namun, keterbatasan tersebut tidak lantas membuat Herdiansah menjadi mahasiswa yang lemah. Sebaliknya, kondisi tersebut justru menjadi lecutan motivasi untuk bisa lebih mandiri, lulus tepat waktu dengan predikat sangat memuaskan dan aktif beraktivitas di berbagai organisasi.
"Manusia hanya perlu berikhtiar, dilakukan usaha biar tahu bagaimana rasanya, meski harus mencari-cari pekerjaaan, semakin kita memperjuangkan maka akan semakin dekat dengan keberhasilan. Semua diuji dengan kebingungan, mau makan bingung, manusia lahir pun bingung. Tugas manusia itu menyelesaikan kebingungan," ucapnya.
Pria kelahiran Sumedang 12 Februari 1983 adalah anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Ayah Tantan Surahman dan Ibu Dedeh Saodah (Alm). Herdiansah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Parakanmuncang pada tahun 1995. Pada tahun 1995 ia melanjutkan ke SMP Negeri 1 Cimanggung dan menyelesaikannya pada tahun 1998.
Lelaki asli Sunda yang penampilannya khas dengan ikat kepala totopong ini melanjutkan ke SMA Negeri 1 Cicalengka dan menyelesaikannya pada tahun 2001. Ia diterima menjadi mahasiswa Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata melalui Jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2001.
Herdiansah juga aktif sebagai Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehutanan IPB dari tahun 2004-2005, Ketua Bina Corps Rimbawan Fakultas Kehutanan IPB 2004, Pelatih Bulutangkis Excelent Group IPB 2004-2005, Wakil ketua Asrama IPB Sylvasari 2004, Kepala Komisi Sosial Politik DPM TPB IPB, dan pernah menjadi Asisten Mata Kuliah Silvikultur 2003, Ilmu Tanah Hutan 2004, dan Pendidikan Agama Islam 2003.
Herdiansah pernah menjadi Juara Olimpiade Mahasiswa Bulutangkis, ia juga merupakan utusan IPB University dalam Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Mahasiswa tingkat Nasional, Tim Nasyid Terbaik dalam Festival Nasyid se-Bogor Raya dan segudang prestasi lainnya.
Kemandirian Herdiansah juga ditunjukkan dengan berbagai usaha yang dijalankan saat kuliah. Dimulai dengan menjadi pelatih olahraga bulutangkis, mengajar privat bimbingan belajar, jualan kaos-jaket, jualan sandal gunung, sampai jualan gorengan.
“Rasa malu sengaja saya tepis agar dapat membiayai kuliah tanpa meminta bantuan dari orang tua,” ujar ayah dari tujuh anak ini.
Setelah lulus kuliah, Herdiansah sempat bekerja di salah satu bank ternama di Jakarta. Namun jiwa sosial dan rasa kepedulian Herdiansah terhadap masyarakat begitu besar sehingga ia memilih berkontribusi dalam bidang social enterprise dengan menjadi bagian dari keluarga besar Dompet Dhuafa.
Tahun 2010, saat menjabat sebagai pimpinan GM Resources Mobilization, Herdiansah berhasil memecahkan rekor menghimpun dana publik lebih dari Rp200 milyar dalam setahun. Perolehan yang sangat besar bagi skala Non Governmental Organization (NGO) saat itu. Tentu dengan nilai tersebut, banyak masyarakat prasejahtera yang terbantu melalui program kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan.
Tahun 2014 hingga saat ini, Herdiansah diberikan amanah sebagai Direktur CSR Dompet Dhuafa, mengelola berbagai program sosial yang mayoritas berada di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar).
Kesungguhan Herdiansah dalam mengelola program, menjadikan puluhan perusahaan besar ternama di dunia menjalin kerjasama di bidang corporate social responsibility (CSR) dengan jumlah nominal yang sangat besar.
Tahun 2019, Herdiansah mulai bergerak ke Asia yakni dengan berkontribusi aktif di Filipina, negara yang menjadi korban gempa terdampak parah. Herdiansah menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia untuk memberikan bantuan berupa rumah ramah gempa kepada warga yang terdampak gempa saat itu sehingga mendapat apresiasi yang tinggi dari warga Filipina.
Tugas dan peran ini menjadi peran lanjutan Herdiansah, setelah sebelumnya ia bertugas di Hongkong, Australia dan Amerika serikat.
Ia bertutur bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki urutan tertinggi dalam hal sosial. Menurutnya, masyarakat Indonesia gemar berderma, sehingga di masa sulit pun orang Indonesia masih ingin berbagi.
"Jika hal tersebut dikelola dengan baik, maka akan memiliki dampak yang luar biasa buat kebaikan negeri," tanggapnya.
Ia merasa beruntung bisa kuliah di IPB University. "Kita lulusan kampus ternama. Punya banyak teman di seluruh Indonesia, lulus IPB University kemanapun, sampai ujung Papua kita punya teman, itu modal buat kita," ucapnya lagi.
Dengan semangat pengelolaan social enterprise yang baik, Herdiansah pernah mengantarkan Dompet Dhuafa meraih beberapa penghargaan.
Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa meraih penghargaan internasional Stevie Awards Asia Pacific dalam kategori program CSR terbaik. Dompet Dhuafa bersama PTT Exploration and Production Public Company Limited (PTTEP) selaku mitra kerjasama LKC Jakarta-Banten untuk Gerai Sehat Rorotan mendapatkan Silver Winner untuk kategori Innovation in Community Relation or Public Service Communication. Penghargaan tersebut diterima oleh perwakilan PTTEP di Mira Hotel Hongkong.
“Kami sangat bersyukur atas penghargaan internasional ini. Ini adalah pencapaian berharga bagi LKC, Gerai Sehat Rorotan, maupun Dompet Dhuafa. Juga bagi para tim dokter dan rekan-rekan tim yang selama ini berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.” tutur lelaki yang sangat ramah itu.
Tak hanya di dalam negeri. Kiprah kebaikan Dompet Dhuafa di dunia internasional memang tak diragukan. Herdiansah bersama Dompet Dhuafa menjadi tim kemanusiaan yang pertama dari Indonesia yang menjejakan kaki di Mindanao Filipina saat diguncang bencana gempa pada 2019. Datangnya Dompet Dhuafa di Mindanao menjadikannya sebagai NGO luar negeri pertama yang ikut menyalurkan bantuan.
Di akhir Agustus 2022 lalu, Pakistan mengalami bencana iklim terburuk. Herdiansah pun diberangkatkan mewakili manajemen Dompet Dhuafa untuk memberikan bantuan kemanusiaan. Selain membagikan paket, ia juga membangun sekitar 100 rumah sementara dalam lima hari.
Di Pakistan, Herdiansahjuga menjadi tim leader pengajar Fun Learning dari Dompet Dhuafa dan menjelaskan kepada anak-anak ataupun orang tua tentang semangat hidup, simulasi permainan penyemangat, motivasi dan juga membaca Al-Quran.
“Alhamdulillah, kita semua bersyukur selain selamat dari banjir besar yang melanda, kita semua disini sehat untuk bersilaturahim hingga belajar bersama dengan semangat dan penuh kegembiraan,” ucap Herdiansah di tengah korban banjir Pakistan.
Berbagai nilai kebaikan bagi dunia terus ditebarkan Herdiansah bersama Dompet Dhuafa. Tak hanya kepedulian sosial terhadap korban gempa dan bencana alam lainnya. Ia juga bergerak melakukan bantuan usaha dan penghargaan bagi UMKM, bahkan para pekerja bangunan.
Kiprah hebat ini menjadi daya ungkit serta dorongan bagi masyarakat agar kembali membangun semangat untuk meningkatkan angka ekonomi dan nilai kemanusiaan
“Bagi kami Dompet Dhuafa bersama mitra-mitra dampingan ekonomi, akan terus bergerak menebarkan virus kebaikan dan virus kemandirian, agar Indonesia senantiasa kuat dan terus berdaulat”, pungkasnya. ***