Hendra Etri Gunawan

Berakar Kesederhanaan, Berbuah Kemakmuran

MENCAPAI kemakmuran di Indonesia bisa dicapai dengan memberdayakan perempuan. Begitu keyakinan Hendra Etri Gunawan, Head of Academy Amartha.

Berdiri sejak 2010 dengan bendera PT Amartha Mikro Fintek, Amartha hadir dengan tujuan memberdayakan perempuan unbanked tanpa memandang latar belakang sosial-ekonomi dan tingkat pendidikan mereka.

Amartha juga menghubungkan pengusaha mikro di pedesaan dengan modal kerja dari pemberi pinjaman melalui platform digital peer-to-peer.

Selain itu, perusahaan ini juga menghubungkan pemberi pinjaman ke peminjam yang merupakan pengusaha mikro, tapi memiliki daya tahan kuat mempertahankan bisnisnya demi keluarga. Terutama yang dikelola oleh perempuan yang awalnya tidak memiliki akses ke teknologi, juga pendanaan.

Berdirinya Amartha berawal dari sebuah koperasi di daerah Ciseeng, Bogor. Misinya kemudian menguat yaitu menciptakan kemakmuran bersama untuk semua orang di dasar piramida Indonesia.

“Kami percaya kemakmuran dapat dicapai ketika perempuan diberdayakan,” ujar pria yang pernah menjadi delegasi IPB University pada Dialog Pemuda Tingkat Nasional 2009 ini.

Peningkatan ekonomi dan pemberdayaan memang menjadi perhatian besar baginya. Hal ini justru tumbuh karena sejak SD kehidupan Hendra sudah berakar dari kesederhanaan. Hendra termasuk tipe anak yang tidak banyak meminta. Ia sadar dan memahami latar belakang ketidakmampuan keluarganya.

Ayahnya seorang petugas pengangkut sampah di perumahan di daerah Cinere Depok dan Ibunya membantu bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga, membuatnya harus bisa “menghemat” segala kebutuhan sekolahnya. Kondisi ini melecut dirinya untuk bersungguh mengejar pendidikan.

Demi mencapai kesuksesan, ia tak segan membantu ayahnya mendorong gerobak pengangkut sampah, hingga bekerja mencuci mobil, urus taman, hingga bersih-bersih rumah di salah satu rumah yang sampahnya diangkut oleh ayahnya. Pekerjaan ini dia lakukan hingga dia lulus SMA. Hendra adalah lulusan SMAN 1 Depok yang mampu menggapai pendidikan tinggi di Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University dan meraih gelar sarjana pada 2011.

Kelahiran Depok pada April 1988 ini merupakan Penerima Beasiswa Prestasi dan Kepemimpinan Program Pembinaan SDM Strategis (PPSDMS) Nurul Fikri angkatan 4.

Perusahaan Amartha yang dibangunnya mementingkan praktik SDM yang harus berkembang dan berkualitas. Dengan cara itu, ia menargetkan pertumbuhan bisnis yang signifikan dengan berbagai strategi dan inovasi yang dilakukan bersama karyawan.

“Kami sangat bergantung pada people walau dukungan teknologi juga tinggi. Kami bertujuan menjadikan Amartha sebagai tempat yang tepat untuk bekerja dengan visi kami ‘menuju versi terbaik dari diri Anda’,” kata alumni yang Pria yang biasa dipanggil Ege ini.

Sebagai pionir P2P fintech, bisnis Amartha miliknya terus berkembang dengan peningkatan pinjaman menjadi Rp 8,6 triliun yang terdistribusi kepada 1,2 juta wanita yang merasakan manfaat layanannya melalui 650 kantor cabang.

Karyawan Amartha pun terus berkembang, kini ada 5.291 orang. “Perkembangan kami sangat signifikan melewati pandemi yang luar biasa,” ujar Edge.

Bahkan berkat kecerdasan, kepedulian dan kerja kerasnya, sekurangnya Amartha telah mampu membantu menyalurkan Rp 1,5 triliun pinjaman ke lebih dari 0,5 juta wanita dan menghidupi 1.100 karyawan.

Kepiawaiannya mengelola SDM dan kosepnya dalam menjalankan kepemimpinan, membawa Hendra sebagai salah seorang yang dinobatkan sebagai Indonesia Future Human Resources (HR) Leader oleh Majalah SWA pada 2021.

Indonesia Future HR Leader merupakan ajang pencarian pemimpin masa depan di bidang pengelolaan sumber daya manusia.

Perjalanan Ege di bidang HR dimulai pada tahun 2010 dan sudah melalui berbagai sektor, mulai dari publik, swasta, dan non profit organization.

Edge membangun konsep gagasan agile organization dengan memberikan solusi agar setiap organisasi atau perusahaan bisa dinamis dalam menghadapi perubahan serta kantor bisa menjadi kehidupan kedua bagi karyawan.

Meniti karier sebagai HRD Officer PT MAAS Standard Consulting sekaligus saat itu ia menjadi Trainer dan Fasilitator Rumah Peradaban Leadership Community.

Ia lalu menjadi HR Supervisor CTB Plantation dari 2011 hingga 2012. Lalu menjadi Senior Assistant Manager HRD & GA PT Wirontono.

Pria kelahiran Depok pada April 1988 ini menjadi Direktur Eksekutif Institute for Regional Investment and Development Studies dan pada 2012 menjadi HR Manager PT Behrindo Nusa Perkasa hingga 2013.

Ege juga pernah menjabat sebagai Learning Manager di Bukalapak. Saat awal bergabung pada Mei 2017, karyawan Bukalapak baru berkisar 600-700 orang. Menginjak dua tahun Hendra di Bukalapak, karyawannya tumbuh hingga 2.700 orang karyawan.

Kematangannya dalam komunikasi dan organisasi sudah terbiasa dilakukan sejak ia SMA hingga akhirnya kuliah. Semasa menjadi mahasiswa, Ege memang aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan. Ia pernah menjadi Ketua Himpunan Alumni Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University periode 2019-2022.

Pernah menjadi Kordinator Badan Eksekutif Mahasiswa se Bogor (BEM se Bogor) pada 2010 dan tercatat sebagai konseptor program Menyapa Indonesia dalam proses penerimaan Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan RI pada 2015.

Hendra juga merupakan Penanggungjawab Persiapan Keberangkatan Angkatan 58 Penerima BPI LPDP. Ia melanjutkan pendidikan pada 2020 dan meraih gelar S-2 pada Bisnis Administrasi di IPB University tahun 2022.

“Karena komunikasi bagi seorang leader bukan hanya sekedar menyampaikan pesan. Tetapi juga untuk membangun, membina, dan mengembangkan orang-orang di bawahnya,” ujar millenial pemegang sertifikat Human Resources Professional (CHRP) dan Neuro Linguistic Programming (NLP) ini.

Kini Edege juga aktif sebagai trainer dan pembicara publik terkait produktivitas karyawan, kepemimpinan dan pengorganisasian.*

Tinggalkan Komentar