Visioner Paling Cemerlang
KARIR gemilang Hadi Daryanto patut menjadi kebanggaan bagi alumi IPB University. Peraih gelar sarjana di Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB University pada 1981 itu kini menjabat sebagai Komisaris Perseroan PT Semen Baturaja.
Lelaki kelahiran di Bandung pada 20 Oktober 1957 ini memiliki semangat pendidikan yang tak pernah berhenti.Ia melanjutkan perjalanan keilmuannya hingga ke Eropa.
Hadi melanjutkan gelar Master dari Diplome Etudiante D'approfondies (DEA), Wood Science di France Grand Ecole: ENSEM (Ecole National Superieur D'electricite Et Mecanique ), INPL (Institut National Polytechnique de Loraine) & Universitas Nancy - Perancis (1985).
Menyelesaikan Doktor Ingenieur (Dr. Ing), Advanced Wood Science & Tech, Grand Ecole, Ecole National Superieur d'Ectronique & Mecanique (ENSEM) hingga Institute National Polytechnique de Loraine (INPL), Nancy - Perancis (1988).
Karier profesionalnya pun tak kalah cemerlang. Ia pernah memegang berbagai posisi kunci di Kementerian Kehutanan sejak tahun 1981 hingga 2015.
Hadi meniti jalan panjang karir sebagai Kepala Seksi Pola Pemanfaatan Hutan Dirjen Hubud Kemenhut (1990- 1994), lalu menjadi Kepala Lembaga Sertifikasi dan Informasi Hasil Hutan Kalimantan Timur Dirjen Hubud Kemenhut (1995 – 1999).
Selanjutnya Hadi menjadi Direktur Proyek Pengelolaan Hutan Lestari, Indonesia GIZ GmbH, di Kalimantan Timur (1995 – 1999) dan menjabat sebagai Direktur Keuangan Sekretariat Jenderal Dephut (1999 – 2000).
Hadi Daryanto kemudian dipercaya sebagai Kepala Penelitian Hasil Hutan Litbang Kehutanan Dephut (2002 – 2004) lalu menjadi ekretaris Badan Litbang Kehutanan Kemenhut hingga akhirnya menjadi Direktur Jenderal Pemanfaatan Hutan Kementerian Kehutanan (2009 – 2010).
Ia menjadi Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan (2010 – 2015), lalu menjadi Sekretaris Dirjen PU Kemenkeu (2010 – 2015) dan menjabat sebagai Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan KLHK (2015 – 2017) hingga ia menjadi Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2017 – 2018)
Hadi Daryanto juga aktif sebagai Ketua Dewan Pengawas BOT Perum Perhutani Majelis S.O.E (2009 – 2015), dan menjadi anggota Dewan Pengawas, RECOFTC – Center for People and Forest di Bangkok, Thailand (2016 – 2020).
Posisinya juga menguat sebagai anggota Dewan Komisaris dari beberapa perusahaan patungan antara Pemerintah/BUMN dan investor swasta seperti PT Rodamas dan PT Ratah Timber, dimana Hadi bertindak mewakili pemegang saham Pemerintah Indonesia melalui PT Inhutani (BUMN) sebagai pemegang 49% saham di perusahaan tersebut.
Hadi memang selalu berpikir lebih jauh ke depan. Salah satu visi Hadi yang mendalam adalah mengenai Hutan Kemasyarakatan (HKm). Baginya, hutan perlu dirawat dan dikelola dengan baik.
“Pencanangan HKm bermula dari pemikiran bahwa selama ini hutan tidak ada yang merawat karena kurangnya rasa kepemilikan,” jelasnya.
Masyarakat selama ini tidak mempunyai akses untuk mengelola hutan. Karena itu, masyarakat boleh memanfaatkan hutan atau dilegalkan, asalkan tidak diperjualbelikan, atau hanya sebatas sebagai pemegang izin melalui program Hkm.
Saat itu, Kemenhut sudah sukses mewujudkan 2,3 juta hektare (ha) hutan yang dikelola oleh masyarakat.
Baginya gaya hidup sehat menjadi bagian penting kebiasaannya. Mulai dari rutinitas sarapan yang sehat, konsumsi jus jambu merah setiap hari, hingga kebiasaan meminum air kelapa muda setiap pagi.
"Saya pernah mendengar suatu istilah, kau adalah apa yang kau makan sehari-hari. Itu yang mendorong saya untuk hidup sehat," ujar pria yang selalu tersenyum ini.
Dalam kesehariannya, Dr. Hadi juga memiliki hobi unik sebagai olahraga yang kerap dilakukannya saat muda, yakni off-road.
Ia menceritakan pengalaman mudanya saat mencoba off-road dengan mobil dinas milik ayahnya. Memori indah ini masa muda ini selalu menggugah semangatnya.
“Dulu, off-road ringan yang diakhiri naik gunung saya lakukan bersama kawan-kawan. Memang saya bukan petualang gunung sejati, tapi semua itu membuat saya puas dan selalu rileks,” ungkapnya.
Meskipun kini ia sudah memiliki berbagai kesibukan, Hadi tetap menyempatkan diri untuk menikmati kegiatan off-road di lahan milik keluarga di Cipada, Bandung.*