100% Pekerja, Direktur Bisnis Sejati
SEBAGAI Direktur Bisnis Perum BULOG, Febby Novita selalu menyadari pentingnya menghadirkan produk pangan berkualitas, sehat dengan harga terjangkau bagi masyarakat tanpa harus kehilangan pengelolaan yang handal dan terpercaya.
Upaya itu bukan hanya isapan jempol. Produk Pangan BULOG kini semakin mudah didapat melalui daring dengan mengakses iPanganandotcom serta pemasaran melalui jaringan gurita pangan yang dibina langsung oleh BULOG yaitu Rumah Pangan Kita (RPK).
“Saat ini pemain di komoditas pangan sudah banyak. BULOG juga tentu memiliki kompetitor di bisnis pangan. Untuk itu kami lakukan berbagai inovasi dan strategi marketing terhadap produk BULOG dengan menghadirkan lebih dari 50 merek beras yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan sesuai dengan taste khas daerah tersebut,” kata Febby Novita.
Menghadapi kompetisi bisnis, Febby tak pernah berhenti berusaha. Tak kecuali dalam masa Pandemi Covid-19 lalu.
BULOG bersama pemerintah tetap fokus melakukan penanganan dan pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat saat pandemi, agar stabilitas tetap terjaga.
Dengan adanya inovasi iPanganandotcom milik Perum BULOG, kini masyarakat dapat membeli bahan pokok dengan daring dan diantar langsung ke rumah tujuan.
“Dengan kondisi yang semakin dinamis, BULOG terus berusaha bertumbuh dengan mengikuti zaman, mulai dari menyediakan berbagai produk, menyediakan kanal penjualan daring, serta modernisasi infrastruktur baik dari digitalisasi warehouse, sampai dengan modern rice milling plant, juga fasilitas pengolahan beras atau rice to rice,” jelas Febby.
Meski demikian, Febby tak menampik jika ia kerap mengalami tantangan dalam menjalankan tugas. Bekerja keras dan memberikan 100% tenaga untuk menyelesaikan segala permasalahan merupakan kebiasaannya.
Pantang menyerah, ia menanamkan prinsip bekerja dengan hati, tetap tekun, dan terus berusaha memenuhi target yang ditugaskan. Apalagi, sejak menjadi BUMN, BULOG ditargetkan harus untung dengan bisnis komersial.
“Target bukan dicapai tapi harus dilampaui. Alhamdulilah, target 2022 sebesar Rp11 triliun tercapai dan 2023 saya dapat target Rp14 triliun,” terangnya.
Ia sadar mengubah mindset pegawai internal maupun eksternal Perum BULOG tidaklah mudah. Apalagi, yang sebelumnya cenderung pasif menerima perintah penugasan.
Untuk mencapai target penjualan komersial, Febby memiliki kiat tersendiri. Setiap Senin setelah rapat direksi, ia akan menggumpulkan seluruh tim untuk berkomunikasi dan berkoordinasi antardivisi.
Kemudian, ia membagikan kebijakan direksi ke tim. “Mulailah dari diri sendiri, jangan malu kita datengin tim lain. Pimpinan jangan pernah tidak mau mendengar anak buah. Kepala Divisi pun saya bilangin, jangan segan ke tempat lain,” kata penggemar olahraga bersepeda ini.
Untuk membangun kerja tim yang baik ia selalu bersikap terbuka, bersinergi, dan saling memahami rekan kerja.
Ibu satu anak ini membiasakan diri memberikan energi positif dan peduli dengan kesulitan yang dihadapi timnya serta turun bersama-sama menyelesaikan masalah yang ada. Dia juga selalu meyakinkan tim bahwa suatu saat mereka juga akan meraih kesuksesan.
Dalam memasarkan produk pangan BULOG misalnya, Febby tidak luput mengandalkan kekuatan generasi milenial.
Menyadari demografi karyawan di Perum BULOG 70% milenial dan kompetisi di bisnis pangan, ia merangkul dan mengajak mereka menggunakan media sosial untuk menjadi marketer perusahaan.
Cara unik untuk mempromosikan produk BULOG itu dengan membuat Program JumPost alias “Jumat Posting”. Yaitu, seluruh pegawai Perum BULOG wajib memposting promosi produk BULOG baik di medsos pribadi, WhatsApp story, WhatsApp grup, dan lain-lain.
”Jadi, produk kita bisa tersebar infonya ke seluruh Indonesia. Kurang lebih ada 4.500 orang (pegawai) dan ini efektif ke penjualan,” terang Febby.
Upaya tersebut berbuah manis. Perum Bulog meraih 2 penghargaan sekaligus di ajang Digital Marketing and Human Capital Awards 2020 yang diselenggarakan oleh Business News Indonesia.
Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Febby Novita dalam acara pengumuman pemenang Digital Marketing and Human Capital Award 2020.
Pada acara tersebut Perum BULOG menerima award sebagai The Best Overall For Corporate in Digital Marketing & Human Capital 2020 (Logistic and Commodity Services) dan The Best Chief Marketing Officer 2020 yang dimenangkan oleh Direktur Bisnis Perum BULOG Febby Novita.
Penghargaan diserahkan oleh CEO Business Indonesia dan Dewan Juri dari Digital Marketing & Human Capital Award 2020.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto yang menjadi keynote speaker dalam acara tersebut menyampaikan, ajang Digital Marketing & Human Capital Award 2020 ini bertujuan untuk mengukur daya saing pelaku branding and marketing BUMN agar terjadi pertukaran ide, pemikiran, pengalaman, serta menjadi inspirasi bagi BUMN lain di bidang marketing dan human capital.
“Sejak Maret 2020, bangsa Indonesia menghadapi tantangan yang berat, Covid-19. BUMN Indonesia sebagai salah satu pilar pembangunan Indonesia harus menunjukan kreativitas, inovasi, enterpreneurship dan leadership untuk membantu mengatasi dampak kesehatan dan ekonomi. Ajang ini mendorong BUMN untuk mencapai kinerja lebih tinggi dari tahun ke tahun,” ucap Agus Suparmanto.
Strategi Febby memang jitu. Perempuan yang lahir di Palembang pada November 1973 ini memang matang mengelola bisnis di perusahaan BUMN ini. Latar pendidikannya turut mendukung kemampuan Febby memimpin bisnis perusahaan umum milik negara ini.
Febby menyelesaikan pendidikan S1 Manajemen Perusahaan di Universitas Pancasila pada tahun 2001 dan mendapatkan gelar S2 Manajemen dan Bisnis di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2016.
Ia memulai karirnya di Perum BULOG sejak tahun 1998. Pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Divisi Regional Jakarta dan Banten Perum BULOG pada tahun 2017 kemudian ditugaskan menjadi Kepala Divisi Penjualan Grosir dan Pasar Pemerintah, Direktorat Komersial Perum BULOG pada tahun 2019.
Dalam rentang waktu tersebut, Febby juga mendapat amanah sebagai Ketua Umum SEKAR (Serikat Karyawan) BULOG. Pengalamannya melihat kondisi BULOG dari awal hingga sekarang menjadi modal untuk memutuskan berbagai kebijakan, terlebih ketika menjadi Direksi Perum BULOG.
“Saya sudah keliling di BULOG. Dari keuangan, supporting, general affair, jualan juga pernah. Saya orangnya senang tantangan,” ujarnya.
Febby ditugaskan sebagai Direktur Bisnis Perum BULOG terhitung sejak 21 Oktober 2020.
Selama 26 tahun mengabdi, Febby sudah banyak mencecap asam garam dunia pangan, khususnya urusan beras.
Pengalamannya semakin matang mulai dari menjalankan bisnis yang boleh merugi karena melakukan pelayanan publik (public service obligation), kini juga dituntut untung dengan penugasan komersial.
Sebelum bergabung lewat program perekrutan karyawan Perum BULOG pada 1998, Febby sudah bekerja di salah satu perusahaan swasta di Indonesia dengan gaji yang cukup besar pada saat itu.
Akhirnya, pekerjaan tersebut ditinggalkan karena orang tua menyarankan untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Febby pun diterima di BULOG yang saat itu berstatus Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND). Tahun 2003 lembaga ini beralih menjadi BUMN bernama Perum BULOG.
Kedua orang tua Febby, khususnya ibu, memang sangat berpengaruh dalam perjalanan karir penyuka kuliner Nusantara itu.
Febby kecil tumbuh di lingkungan keluarga dengan latar belakang ayah sebagai PNS dan ibu seorang pebisnis.
Tumbuh besar bersama sang ibu yang menjalankan bisnis, Febby belajar banyak tentang bisnis, etika, serta pencapaian target. Sejak kecil ia juga selalu berusaha meraih juara satu baik di bangku sekolah maupun di luar sekolah.
Mengawali karir dari bawah dan sempat merasa terpaksa karena PNS bukan pilihan hati, Febby kini justru menjadi salah satu sosok inspiratif di perusahaan pelat merah itu.
Meski cukup sibuk dengan beragam aktivitas, perempuan murah senyum ini masih menyempatkan untuk berolahraga. Setiap jam 5 pagi selepas salat Subuh, ia bersepeda sekitar 30 km sebelum beraktivitas kerja.
“Supaya tidak stres ya olahraga dan sebelum tidur saya suka nonton YouTube yang lucu seperti standup comedy,” ujarnya untuk melepas penat.
Dalam pencapaian itu, lanjut Febby, ia memiliki beberapa tips. Antara lain bekerja keras, rajin bersedekah, berkeyakinan kuat terhadap keberkahan doa, usaha, serta senantiasa mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Selain itu, restu dari orang tua, khususnya doa ibu juga memainkan peran penting dalam pencapaian karir cemerlangnya seperti sekarang. “Saya kalau tugas dinas selalu kirim WA ke ibu. Kalau beliau kasih izin, saya berangkat. Tapi kalau beliau ragu, saya tidak berangkat,” tutup Febby.*