Lulusan FPIK yang Jatuh Cinta pada Dunia Jurnalistik
Semenjak lulus dari IPB University tahun 2005, alumnus jurusan Teknologi Hasil Perikanan (THP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) ini sudah bertekad untuk menolak bekerja di industri perikanan. Meskipun, beberapa seniornya sudah menawari untuk bekerja di sejumlah pabrik pengolahan perikananan. Tawaran itu datang karena Eko Dimas Ryandi termasuk peraih sertifikat Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP).
Ia lebih memilih berkarir di bidang jurnalistik. Hal baru yang didapatnya saat aktif berorganisasi di kampus. Hingga akhirnya, pria yang akrab disapa Dimas itu menduduki posisi Kepala Desk Politik Nasional JawaPos.com. Sebelumnya, Dimas yang berasal dari SMA Negeri 1 Kandanghaur itu juga pernah bekerja di media Liputan6.com.
Saat ditanya mengapa memilih jadi jurnalis ketimbang bekerja di jalur perikanan atau kelautan, Dimas yang masuk IPB lewan jalur undangan (saat itu bernama PMDK) punya jawaban tersendiri. Yakni, karena dia menolak bekerja dengan jam kerja yang formal.
Pria yang pernah beberapa kali menjuarai lomba penulisan, salah satunya Jababeka Writing Competition itu juga mengaku kurang betah untuk berlama-lama di dalam ruangan. Maklum jiwa berpetualang di alam bebasnya masih selalu ada. Bahkan kisahnya mengelilingi nusantara selama satu dekade lebih menjadi jurnalis sedang dibukukannya.
“Setidaknya itu bisa jadi dokumentasi dan legacy saat saya menjalani profesi yang tak harus menuntut hadir di kantor seperti bidang pekerjaan formal lainnya. Apalagi sekarang sudah era digital. Selama jaringan internet lancar, tuturnya.
Kendati begitu, di masa kecil Dimas pernah bercita-cita membangun perikanan di kampungnya. Karena dia lahir dan besar di kampung nelayan. Maka tak ragu ia pun memilih berkuliah di IPB University. Namun seiring waktu, ia cenderung berkeinginan menjadi jurnalis yang menurutnya lebih menantang.
Selain sibuk berkarir di media, Finalis Kompetisi Film Dokumenter Eagle Award itu juga masih aktif di Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI). Dia juga masih selalu siap berbagi ilmu ke rekan-rekan Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI). Di samping itu, Dimas juga didaulat sebagai Ketua Forum Save Eretan, yakni sebuah organisasi kemanusiaan dan lingkungan di tanah kelahirannya. (*)