Ciptakan Dunia Aman Melalui Pengelolaan Risiko di Laboratorium
Dr. drh. Diah Iskandriati, IFBA PC adalah salah satu figur inspiratif yang membawa warna baru dalam dunia kedokteran hewan. Dr. Diah Iskandriati memulai perjalanannya di dunia akademis di IPB dengan menyelesaikan gelar sarjana (B.Sc) dalam Kedokteran Hewan.
Dedikasinya tak berhenti di situ, ia melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan meraih gelar Doktor Hewan (DVM) dan gelar Doktor (Ph.D) dengan fokus pada primatologi, pendidikan merupakan landasan penting dalam membentuk karakter seorang akademisi.
Dr. Diah tidak hanya menjadi pengajar di bidang primatologi tetapi juga merangkap sebagai peneliti senior dan penasehat manajemen biorisiko serta ketua Komite Manajemen Biorisiko di Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) IPB.
Selain itu Diah merupakan satu-satunya orang Indonesia yang memegang tiga sertifikat profesional dalam bidang Manajemen Biorisiko dari International Federation of Biosafety Association (IFBA). Keberhasilannya dalam mengemban peran ini tidak terlepas dari kecintaan dan konsistensinya nya terhadap dalam dunia penelitian.
Pada awal karirnya di Pusat Studi Satwa Primata, Diah berkesempatan mengikuti pelatihan pascadoktoral dan program visiting scientist di Washington National Primate Research Center (Wa-NPRC), University of Washington, Seattle selama total durasi empat tahun sejak tahun 1990-an.
Selama menimba ilmu di Wa-NPRC, Diah pertama kali belajar dan mengenal aspek penerapan prinsip biosafety dan biosecurity di laboratorium karena dia harus bekerja di laboratorium yang menangani virus berbahaya dan satwa primata yang digunakan dalam penelitian HIV.
Setelah kembali ke Indonesia, Diah tidak henti-hentinya menciptakan budaya bekerja yang aman dan selamat di laboratorium tidak hanya di institusinya tetapi juga secara umum di Indonesia.
Keberhasilan Dr. Diah dalam mengimplementasinya manajemen biorisiko di Indonesia mengundang perhatian internasional dan pada tahun 2017 Diah menerima penghargaan Biosafety Heroes Awards 2017 dari International Federation of Biosafety Association (IFBA) sebagai bentuk pengakuan internasional terhadap upayanya menciptakan lingkungan kerja yang aman di laboratorium.
Pengakuan nasional dan internasional tidak berhenti disini saja, beberapa penunjukannya dalam berbagai seperti Executive Council Asia-Pacific Biosafety Association, Board of Directors International Federation Biosafety Association (IFBA), Member dari Working Group 5/TC212 International Organization for Standardization (ISO), Member dari Technical Advisory Group on the Responsible Use of the Life Sciences and Dual-Use Research WHO, Ketua Komite Teknis Biosafety dan Biosecurity, Badan Standardisasi Nasional, Ketua Asosiasi Biorisiko Indonesia, dan masih banyak lagi penunjukan yang diterimanya selama perjalanan karir dalam memperkenalkan aspek keamanan dan keselamatan laboratorium.
Pada saat pandemi, Diah juga aktif berperan dalam menangani wabah ini dengan bergabung dalam Task Force Research and Innovation for COVID-19 (TFRIC-19) dengan membantu pembuatan desain laboratorium bergerak yang digunakan dalam pemeriksaan COVID-19 terutama pada daerah yang jauh dari laboratorium.
Kontribusinya ini diakui oleh negara melalui penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalencana Pembangunan dari Presiden Indonesia.
Diah melihat masih banyak laboratorium di Indonesia terutama di perguruan tinggi yang masih mengabaikan aspek keselamatan dan keamanan dalam bekerja menggunakan bahan berbahaya terutama agen patogen. Padahal perguruan tinggi merupakan hulu dari semua inovasi, dimana mahasiswa dan peneliti melakukan berbagai manipulasi baik yang sederhana sampai yang kompleks.
Dampak dari terlepasnya bahan biologis berbahaya dari laboratorium baik tidak disengaja maupun disengaja nampaknya belum banyak dipahami oleh laboratorium-laboratorium ini dan implementasi dari pengendalian biorisiko bukan menjadi prioritas.
Sudah banyak contoh di luar sana baik kecelakaan seperti infeksi terkait laboratorium yang berakibat sampai kepada kematian, maupun upaya-upaya pelepasan agen patogen sebagai senjata biologis untuk tujuan teror. Merupakan cita-cita dan mimpi Diah, bahwa suatu hari nanti, aspek bekerja yang aman dan selamat dapat menjadi budaya di seluruh laboratorium di Indonesia.
Misi hidup Dr. Diah Iskandriati mencerminkan integritas yang tinggi dan komitmen untuk selalu berbuat kebaikan. Ia percaya bahwa dengan menjaga integritas, menghormati, dan membantu sesama, kita dapat membawa perubahan positif di mana pun kita berada.
Melalui perjalanan hidupnya yang inspiratif, Dr. drh. Diah Iskandriati telah menjadi teladan bagi generasi muda untuk tidak hanya berprestasi dalam bidang akademis, tetapi juga membawa perubahan nyata dalam masyarakat melalui dedikasi dan pengabdiannya.