Dian Kresnawati

Pejuang Produk Lokal, Pembela Ekonomi Rakyat

Mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional dengan mengangkat kekayaan Kabupaten Bojonegoro yakni Ice Cream Batik Jonegoroan, ternyata dilakukan Dian Kresnawati (F39) melalui bisnis kulinernya Gendis Manis, tanpa banyak orang yang mengetahuinya.

Di balik kesederhanaannya, Dian mengembangkan produk-produk Gendis Manis sekaligus memperkenalkan Batik Bojonegoro ke dunia internasional saat ajang internasional Brau De Vile 2016 berlangsung.

Gendis Manis merupakan brand bisnis yang dimiliki Dian Kresnawati melalui perusahaan PT Gendis Gemilang Sejahtera yang didirikannya. Dian mengungkapkan, nama Gendis diambil dari gula, dan Manis mengandung harapan supaya orang-orang di sekitarnya turut menikmati manisnya kehidupan.

Salah satu produk Gendis Manis yang berhasil mencuri perhatian adalah Es Krim Batik Bojonegoro, varian hard ice cream, menggunakan lemak 13-15% dan suhu beku minus 23. Sedangkan gelato hanya mempunyai kandungan lemak kurang dari 10% dan suhu beku minus 10.

Dalam event “Bojonegoro Batik & Tenun Fashion, Craft & Culinary 2016” Dian diminta Suyoto – bupati Bojonegoro saat itu, membuat produk gelato dengan buah murni sebagai perasanya. Tentu saja dengan senang hati Dian menyanggupi permintaan tersebut, terlebih memang semua produk Gendis Manis telah diformulasi dengan mensubstitusikan bahan pangan lokal khas Bojonegoro.

Di ajang internasional Brau De Vile 2016 di Nuremberg Jerman, Dian lalu mengikuti seminar sekaligus memperdalam ilmu mengenai zuppa soup dan es krim gelato di Italia, Prodotti Per Il Gelato Artigianale MEC3. Acara itu ia ikuti demi menguatkan produk unggulan daerah tempat tinggalnya, Bojonegoro. Terlebih karena Kang Yoto, panggilan akrab Suyoto, sudah mengamanahkan kepadanya untuk melakukan inovasi dengan bahan pangan lokal.

"Saya mengharapkan Bojonegoro memiliki produk kreatif unggulan yang bisa dibawa ke tingkat nasional, bahkan internasional," ujarnya.

Dilahirkan di Bojonegoro, Jawa Timur, 4 Juli 1984 Dian Kresnawati tidak hanya membangun bisnis kuliner yang mengangkat produk lokal. Dian juga berkiprah sebagai Pengurus DPP Pemuda Tani HKTI.

“Partisipasi seluruh anggota masyarakat dalam proses pembentukan produksi nasional sangat diperlukan. Hal ini tidak hanya penting untuk menjamin pendayagunaan seluruh potensi sumberdaya nasional, namun tak kalah pentingnya sebagai dasar kepastian keikutsertaan masyarakat menikmati hasil produksi,” ujar wanita lulusan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB University 2006 ini.

Dian memulai pendidikan pada tahun 1989-1990, di TK Pertiwi Baureno, Bojonegoro. Pada tahun 1990-1996 ia menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Baureno, Bojonegoro. Pada tahun 1996-1999, Dian melanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Baureno, Bojonegoro, kemudian Sekolah Menengah Umum Negeri 2 Bojonegoro pada tahun 1999-2002. Pada 2002, Dian Kresnawati diterima di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB University melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Selama di perkuliahan, Dian juga aktif di beberapa organisasi, diantaranya HIMITEPA (Himpunan Mahasiswa Pangan dan Gizi) sebagai staf hubungan luar negeri (2004), Organisasi Mahasiswa Daerah Bojonegoro sebagai Ketua Umum (2005-2006).

Selama menjadi mahasiswa di IPB University ia juga aktif di beberapa kepanitiaan seperti BAUR (2003), Seminar Nasional Pangan Halal (2004), study banding mahasiswa ITP Bogor ke THP UGM.

Kini Dian dikenal sangat proaktif dalam membangun ekonomi kerakyatan melalui agribisnis. Dian juga mendirikan Diankresna Foundation, yayasan pengembangan potensi di bidang peternakan, perikanan, pertanian dan konsultan pangan untuk UMKM dan startup, mentor bisnis kuliner.

“Petani adalah produsen kecil, yang bila diberi ruang (penguasaan atas sumberdaya) dan kesempatan (teknologi, modal, pasar), akan menjadi produsen pertanian yang ulet, inovatif, kreatif dan dapat diandalkan,” ungkap anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan H. Gunadi dan Ismiriyani serta kakak Aris Eko Prasetyo.

Usahanya juga semakin berkembang melalui bisnis ekspor dan impor iggridient pangan, perikanan laut. Ekspor produk perikanan melalui PT Indo Pangan Sejahtera berhasil dilakukannya ke negara-negara Timur Tengah seperti Qatar, Dubai, Kuwait, dan Arab Saudi. Ia menjadi Direktur di perusahaan itu sejak 2017.

Dian juga dikenal aktif melakukan inovasi-inovasi pangan lokal. Di tangan Dian, kulit pisang yang biasanya dibuang ini disulap menjadi bahan minuman segar dan kekinian. Ia memanfaatkan kulit pisang untuk dijadikan nata de banana. Ide membuat kulit pisang menjadi nata de banana bermula dari banyaknya pisang yang dihasilkan di wilayahnya.

Sejumlah posisi dan jabatan diemban Dian hingga kini. Ia menjadi founder Agropreneur Muda Milenial pada 2018, yayasan pengembangan potensi agrobisnis bagi pemuda milenial. Sejak 2019, ia juga menjadi Sekretaris Dewan Riset, lembaga yang membantu pemerintah untuk menganalisa, mereview dan support kebijakan-kebijakan publik yang berkaitan dengan seluruh aspek jalannya pemerintahan di berbagai sektor.

Selain menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Nasional Ikatan Sarjana Rakyat Indonesia (Wasekjen DPN ISRI), Dian Kresnawati juga merupakan Wasekjen di Asosiasi Agribisnis Bebek Indonesia yang ditampuknya sejak 2020. Sejak 2018, ia menjadi Direktur Operational di PT Indo Jaya Nusantara, perusahaan di bidang agrobisnis pertanian, peternakan dan perikanan. Terakhir, ia mendirikan Tetanen.com pada 2021 yang berfokus pada pergerakan agrobisnis pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan.

Dian Kresnawati juga memiliki perhatian soal pentingnya pendidikan bagi wanita. Baginya, dengan pendidikan yang cukup, maka wanita lebih banyak menghasilkan karya. “Bukan terjebak pada kodrat sebagai ibu rumah tangga yang menggantungkan diri pada suami,” ujar Dian. *

Tinggalkan Komentar