Desi Albert Mamahit

Perwira Laut Intelektual

BERTEPATAN dengan peringatan Hari Nusantara 2014 di Kotabaru, Kalimantan Selatan, Presiden Joko Widodo secara resmi mengumumkan pembentukan Badan Keamanan Laut atau disingkat BAKAMLA.

BAKAMLA memiliki tugas pokok melakukan patroli keamanan dan keselamatan di wilayah perairan dan yurisdiksi Indonesia.

Sebelumnya, tugas menjaga keamanan dan kegiatan operasi keamanan di laut semula dikerjakan oleh Badan Koordinasi Keamanan Laut (BAKORKAMLA).

Saat masih bernama BAKORKAMLA itulah, Laksamana Madya TNI (Purn.) Desi Albert Mamahit pernah menjabat sebagai Kepala Pelaksanaan Harian Bakorkamla RI (Kalakhar Bakorkamla-RI) sejak April hingga November 2014.

Ketika itu Mamahit berperan dalam merumuskan lahirnya Undang Undang Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan, kemudian dia berhasil memperjuangkan dibentuknya Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) yang akhirnya diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Desi Albert Mamahit adalah seorang purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Laut lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 1984 yang sebelumnya menjadi Staf Khusus Kasal dan menjadi Pati Mabes TNI AL jelang ia pensiun.

Lelaki kelahiran Desember 1959 ini kemudian kembali menjabat sebagai Kepala Bakamla RI yang pertama dan dilantik oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada 27 Mei 2014, setelah pergantian nama dari Bakorkamla-RI.

Tak lama kemudian, pada bulan Juni 2014 sampai bulan Agustus 2015 dia mengemban amanat untuk ditugaskan sebagai Rektor Universitas Pertahanan Indonesia, menggantikan Letjen TNI Subekti yang menjadi Pati Mabes TNI AD dalam rangka pensiun.

Tugas sebagai Rektor Universitas Pertahanan Indonesia dijabat secara rangkap bersamaan dengan tugasnya sebagai Kalakhar Bakorkamla RI dan sebagai Kepala Bakamla RI.

“Universitas Pertahanan yang berada di bawah naungan Kementerian Pertahanan merupakan World Class University, dengan Akreditasi A dan memberikan beasiswa Kepada putra- putri terbaik di Indonesia untuk dididik menjadi kader-kader bela negara dan jadi calon pemimpin di Indonesia,” kata Dr Desi Albert Mamahit.

Albert Mamahit sebelumnya pernah menjabat sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI AL (Danseskoal) tahun 2013, menjabat sebagai Wakil Asisten Perencanaan dan Anggaran (Waasrena) Kasal tahun 2012 dan menjabat sebagai Komandan Gugus Keamanan Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Danguskamlabar) tahun 2011.

Ia pernah bertugas sebagai Atase Angkatan Laut di KBRI Washington, DC tahun 2003 - 2006 dan pernah ditugaskan sebagai Pengamat Militer PBB/United Nations Military Observer di negara Bosnia-Herzegovina dan Kroasia tahun 1995-1996.

Pernah tugas latihan di kapal perang negara Prancis, kapal induk helikopter "PH Jeanne D'Arc" tahun 1987-1988 dengan berlayar keliling dunia. Banyak bertugas di Kapal-kapal Perang di Komando RI Kawasan Timur (Koarmatim) dan Komando RI Kawasan Barat (Koarmabar), serta pernah bertugas di Mabes TNI AL dan Bais TNI.

Pendidikan tingginya ditempuh sebagai sarjana informatika komputer di ASMI Jakarta pada 1980. Ia lalu memperoleh gelar Master of Science (S-2) dari Naval Postgradute School, Monterey Amerika Serikat.

Sedangkan gelar Doktor ditempuh dari Program Studi Doktor Manajemen dan Bisnis dari IPB University yang ia selesaikan pada tahun 2013.

Mamahit juga menjadi lulusan terbaik dari pendidikan Seskoal tahun 2000. Perwira Tinggi TNI AL ini kemudian dikenal sebagai intelektual di TNI AL.

Dari Naval Postgradute School, Monterey Amerika Serikat dia mendapat penghargaan sebagai Distinguised Alumny. Pendidikan tertinggi yang ditempuhnya di TNI adalah Sesko TNI tahun 2008 dan Lemhannas tahun 2013.

Dia juga mendapat pendidikan militer di HMS Dryad Inggris untuk pendidikan Principal Warfare Officer (PWO) Course dan Anti Submarine Warfare Course pada tahun 1994.

Tak hanya menjadi prajurit pembela bangsa, dia juga aktif menjadi pembicara dan narasumber pada berbagai seminar, konferensi, pertemuan, Forum Grup Diskusi baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Dr Desi Albert Mamahit juga merupakan Ketua Umum/Chairman Indonesian Research dan Development Internasional (IRDI), lembaga nirlaba yang bekerja sama dengan pemerintah, swasta dan masyarakat dalam mewujudkan pengelolaan sumberdaya manusia dan alam Indonesia yang berkeadilan dan berkarakter.

Melalui organisasi itu, Mamahit mendorong program pemerintah pusat untuk menggerakan Indonesia timur salah satunya Sulawesi Utara, dengan menjadikan Kota Manado sebagai tempat Konferensi Kerjasama Investasi antar Indonesia dengan China.

“Ketika menghadiri acara belt and the road summit di Beijing dua minggu lalu, bapak Presiden menyampaikan daerah Sulawesi utara khususnya Kota Manado ditonjolkan untuk bisa mendatangkan investor dari luar negeri khususnya dari China,” kata Desi Albert Mamahit.

Desi Albert Mamahit juga aktif dalam pengembangan dunia olahraga jujitsu. Jujitsu sudah ada sejak tahun 60-an di Tanah Air. Namun, baru pada 2015 ini sejumlah pengurus perguruan bertemu dan sepakat membentuk wadah baru di tingkat pusat.

Seolah takdir sebagai perintis, lagi-lagi, Desi Albert Mamahit menjadi Ketua Umum pertama kali Pengurus Besar Jujitsu Indonesia (PBJI) periode 2021-2026, usai pembentukan wadah baru ini.*

Tinggalkan Komentar