Pengamat Ekonomi Pertanian
Guru Besar UNILA Alumni IPB Angkatan : Lulus Tahun 1985 Jurusan/Fakultas : SOSEK/FAPERTA-S1
Prof. Dr. Bustanul Arifin, pria kelahiran Bangkalan Madura tahun 1963 ini dikenal sebagai salah seorang ekonom. Meski awalnya, Ayahnya yang seorang Kiai mengharapkan ia meneruskan jejaknya dan dipersiapkan untuk sekolah di Pendidikan Guru Agama (PGA) untuk kemudian melanjutkan kuliah di IAIN. Namun, setelah lulus dari SMP, Bustanul melanjutkan sekolah di SMA Negeri 2 Bangkalan, bukan PGA seperti yang direncanakan bapaknya. Ia kemudian diterima di IPB jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (Sosek) melalui jalur perintis 2, jalur bagi siswa berprestasi.
IPB yang dikenal sebagai kampus rakyat dari berbagai pelosok, mempertemukan Bustanul Arifin dengan mahasiwa-mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah dan beragam suku. Itu semua kemudian telah membentuk perspektif baru dalam hidupnya yang lalu mengantarkannya menjadi seorang ekonom kenamaan.
Menyandang gelar Sarjana di tahun 1985, Bustanul diterima sebagai dosen di Universitas Lampung, tanpa SK dan gaji sehingga ia diijinkan menerima pekerjaan lain, yaitu membina masyarakat di lokasi transmigrasi di sebuah daerah terpencil di Aceh.
Awal karirnya dalam kondisi serba minim, Bustanul tetap menikmati pekerjaannya. Baginya, bisa menyampaikan ilmu pertanian yang didapat ketika di bangku kuliah adalah pencapaian luar biasa yang dapat berguna bagi penduduk setempat. Tak hanya itu, Bustanul muda juga kerap mengisi ceramah agama hingga mengajar SMP.
Setahun kemudian, SK kerja sebagai dosen UNILA keluar dan iapun harus kembali ke lampung untuk mengajar. Tak lama dari itu, Bustanul lolos memperoleh beasiswa di Universitas Wisconsin-Madison Amerika Serikat.
Usai menamatkan S2, Bustanul melanjutkan pendidikan S3 di universitas yang sama di Amerika Serikat dan selesai pada tahun 1995. Pasca meraih gelar doktor, Bustanul pulang ke Indonesia untuk kembali mengajar di Unila. Di tahun 1997, ia diperkenalkan oleh ekonom Didik Rachbini dengan INDEF. Ia turut membantu disitu dan kemudian akhirnya juga menjadi staf Ahli DPR dari Fraksi Golkar.
Di sinilah ia mulai mendapatkan banyak network serta belajar menghubungkan antara policy dan proses, menghubungkan dunia akademik dengan yang terjadi di lapangan, juga sedikit belajar politik.
Pria yang meraih gelar profesor di tahun 2005 ini kemudian banyak dikenal sebagai salah satu ekonom dari INDEF seta menjadi pembicara dalam berbagai seminar. Saat ini sudah lebih dari 39 buku, 80 artikel jurnal ilmiah, 100 makalah internasional, dan lebih dari 500 makalah nasional ia tulis. Kini, di usianya yang setengah abad ia tidak memiliki ambisi berlebih, semua dijalankan sesuai alurnya dan mencintai pekerjaannya. Sesekali ia masih berkhotbah di lingkungan tempat tinggalnya ataupun di tempat lain. Ia merasa berguna jika dapat bermanfaat bagi orang lain.