Bayu Mukti Anggara

Penyambung Ikan Nusantara

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, yang masing-masing pulaunya dihubungkan oleh laut. Luas lautannya lebih besar daripada luas daratan. Karenanya, kekayaan komoditas perikanan di sektor perikanan menjadi salah satu sumber supply dalam rantai pasok perikanan di Indonesia.

Sayangnya, sarana dan prasarana untuk nelayan di Indonesia masih belum merata untuk memenuhi pasokan. Sehingga potensi ikan yang bisa diserap oleh pasar, masih rendah.

Berangkat dari kondisi itu, lulusan Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University tahun 2017, Bayu Mukti Anggara membangun startup perikanan yang mampu menghubungkan dan memberdayakan ekosistem rantai pasok perikanan di Indonesia. Namanya FishLog.

Startup FishLog menjadi solusi bagi perikanan di Indonesia yang berpotensi luar biasa namun belum memiliki efisiensi rantai dingin yang tercatat optimal, terkoneksi antar stakeholder maupun daerah serta belum tersentuh digitalisasi.

Melalui Fishlog, ekosistem rantai pasok perikanan mulai dari nelayan, pengepul, pemilik cold storage, pelaku pemindangan, industri perikanan, logistik, hingga pembeli dan investor bisa terhubung.

“Kami membangun penggerak pasar masuk untuk semua pemangku kepentingan perikanan di Indonesia, merampingkan proses rantai pasokan mereka menjadi lebih efisien dan transparan dalam cara yang lebih berkelanjutan,” ujar Co-Founder & CEO FishLog, Bayu Mukti Anggara.

Bayu bercerita, ia dan tiga pendiri FishLog lainnya, banyak belajar dari mentor sehingga ia membangun FishLog ini secara startup.

“Indonesia memiliki sekitar Rp 300 triliun potensi ikan yang bisa kita serap. Namun kita hanya bisa menyerap paling tidak 60 persen saja. Jadi sekitar Rp 100 triliun itu hilang selama rantai pasok. Kendala paling utama adalah di processing dan packaging. Karena di setiap rantai pasok, kualitas ikan mengalami penurunan mutu. Itu yang membuat rantai pasok kita tidak efisien,” tuturnya.

Melalui usaha FishLog, Bayu Mukti Anggara memiliki cita-cita ingin membangun Bulog Perikanan. "FishLog adalah perusahaan supply chain di bidang perikanan. Tapi kami mengambil bagian post harvest, jadi penanganan pasca panen untuk komoditas-komoditas perikanan. Kita ingin membuka jaringan perikanan agar bisa diakses semuanya, nelayan maupun industri,” jelas putra kelahiran Jepara, 15 November 1994 ini.

FishLog, imbuh dia, berusaha mengatasi masalah itu dengan membuat rantai pasok yang efisien dan bisa lebih bermanfaat bagi semua stakeholder. Kini FishLog sudah menjalin kerja sama dengan lebih dari 25 gudang pendingin di wilayah pesisir dari Aceh hingga Papua.

Bayu mendirikan FishLog pada 2020 bersama rekannya Muhamad Reza Fahlepi dengan nama perusahaan PT Rantai Pasok Teknologi, yang dalam kurun waktu kurang dari 5 tahun sudah mendapatkan pendanaan dari investor. Pengalamannya dalam rantai pasok ikan memang cukup mumpuni.

Lulus dari IPB, ia menjadi Project Manager dalam Program Diklat Profesi-IPB Quarance tahun 2017, lalu mengikuti program SMART-Fish Indonesia (Sustainable Market Access through Responsible Trading of Fish) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI (KKP) dan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) untuk meningkatkan UKM perikanan Indonesia dengan akses pasar yang berkelanjutan, 2017-2018.

Ia kemudian mendirikan PT Kreasi Pangan Nusantara (Tunabe Food) yang bergerak sebagai produsen, distributor dan supplier produk pangan dan olahan khusus ikan dan daging.

Pada 2019, ia bergabung di PT Ikan Bangun Indonesia sebagai Processing Manager dalam kelompok tani akuakultur Indonesia yang berbasis di Bogor. Tergabung dalam asosiasi IWA-KE, Ikan Bangun Indonesia menghasilkan ikan yang sehat dengan teknologi kolam baru. Proses hingga segar dan beku.

“Untuk bisa meyakinkan para angel investor maupun venture capital, Kita harus mampu buktikan model bisnis yang memiliki solusi nyata dengan strategi yang dimiliki. Kemudian bisnis dapat bertahan pada momentum dinamika global yang sangat fleksibel serta dapat bertumbuh dengan penerapan konsep sustainable,” jelasnya.

Mereka pun mengumumkan bahwa FishLog merampungkan pendanaan awal dari para investor. Pendanaan ini dipimpin langsung oleh Insignia Ventures Partners, salah satu perusahaan penyedia modal usaha yang berasal dari Singapura.

Para Investor lain yang ikut serta dalam pendanaan ini yaitu Arise milik MDI Ventures Telkom-Finch Capital Amsterdam, KK Fund milik Koichi Saito-Kuan Hsu, Ango Ventures milik Mariko Asmara Yoshihara-Belda Shimura-Bagus Mahawan, Captain Fresh milik Utham Gowda, dan angel investor lain seperti Co-Founder & CEO Kopi Kenangan yaitu Edward Tirtanata, Co-Founder AwanTunai yaitu Windy Natriavi, CMO Shipper yaitu Jessica Hendrawidjaja dan beberapa nama lainnya.

Suntikan dana tersebut sudah direncanakan perusahaan untuk melakukan scale-up jaringan regional di seluruh negeri dan memperluas ekosistem produk digital serta layanan perikanan di Indonesia.

Dengan perencanaan alokasi dana tersebut, FishLog dapat memungkinkan mitra baru untuk bergabung dengan ekosistem dan meningkatkan kemampuan tim. Pencapaian lain yaitu FishLog sempat mengikuti beberapa kompetisi dan program akselerasi salah satunya seperti DSLaunchpad ULTRA.

Hingga saat ini FishLog berhasil menjalin kemitraan dengan 25 lebih penyimpan sisi pasokan (warehousing) di daerah pesisir dan berhasil melayani lebih dari 10 kota Indonesia dari Aceh hingga Papua. FishLog juga sudah berhasil membantu kurang lebih 100 nelayan dengan layanan yang ditawarkannya. **

 

Tinggalkan Komentar