Bambang Hendroyono

Rimbawan Sejuta Prestasi


DIPERCAYA menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI sejak 2015, Bambang Hendroyono tak sungkan menyebut dirinya rimbawan. Ia tak pernah bosan memberi teladan bagi karyawan, tak canggung jika harus terjun ke lapangan. Bahkan sudah lama berkawan dengan hutan.

Lulus dari jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB University tahun 1987, suami dari drg. Ambarwati Diah Kusumaningrum ini mengawali karirnya dari bawah sebagai tenaga honorer pada UPT Ditjen PH, Balai Informasi dan Sertifikasi Hasil Hutan (BISHH) Wilayah VI Pontianak, Kalimantan Barat.

Bahen—begitu ia biasa disapa—pernah menjadi Ketua Umum Himpunan Alumni IPB (HA-IPB) periode 2013-2017, dikenal luas di kalangan industriawan kehutanan dengan sederet jabatan dan prestasi yang pernah diembannya.

Bambang Hendroyono adalah satu dari sekian banyak orang yang berhasil menjalani proses hidup, mulai dari nol hingga sekarang berada di puncak karirnya sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Saat itu posisinya masih sebagai tenaga honorer pada Seksi Sertifikasi, BISHH Wilayah VI Pontianak. Dua tahun kemudian, dia diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) pada Maret 1989.

“Delapan tahun kemudian, tepatnya tanggal 1 Juli 1997, saya mendapat promosi sebagai Kepala Seksi Penanaman dan Pemeliharaan Hutan, Direktorat BPH, Ditjen Pengusahaan Hutan," tutur Bahen.

Disela-sela tugasnya, ia melengkapi gelar sarjana dari IPB University dengan melanjutkan pendidikan S-2 Manajemen Pemasaran di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) IPWI Jakarta dan lulus pada 1997.

Selang 4 tahun kemudian Bambang diberi amanah untuk menjadi Kepala Bagian Tata Usaha Pimpinan di Biro Umum pada 2001 hingga 2003, setelah sebelumnya menjadi Kepala Sub Bagian Protokol di Bagian tersebut sejak 1998 hingga 2001.

Selama setahun sejak 2003, Bambang menjadi Kepala Bagian Tata Usaha Pendapatan dan Perbendaharaan, Biro Perencanaan dan Keuangan, Setjen.

Ia bercerita bahwa ia dimutasi dan beberapa kali pindah divisi, mulai dari Biro Perencanaan dan Keuangan, lalu ke Biro Kepegawaian, dan kembali lagi ke Biro Umum sebagai Kepala Bagian Rumah Tangga pada 2006 hingga 2008. Barulah pada 2008, dia diberi amanah untuk menjabat sebagai Kepala Biro Umum.

Waktu pun berlalu, karier Bambang terus melaju. Pada Januari 2012 ia dipercaya menjadi Sekretaris Ditjen Bina Usaha Kehutanan (sekarang Ditjen PHPL). Tak lama, ia menjadi Dirjen Bina Usaha Kehutanan pada Juli 2012.

Belum genap tiga tahun menjabat sebagai Dirjen Bina Usaha Kehutanan, setelah melalui proses lelang jabatan, akhirnya dia terpilih sebagai Sekretaris Jenderal KLHK sejak Mei 2015 hingga saat ini.

Ketika Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menunjuknya sebagai Sekretaris Jenderal, hanya ada satu jawaban Bambang ketika itu; siap dengan tugas lebih berat yang harus diemban.

Kepada sang istri, sehari sebelum menjalankan tugas barunya itu ia berpesan, bahwa ke depan ia akan pulang lebih malam dari yang biasanya

Bambang menyadari, bekerja di pemerintahan adalah kesempatan baginya untuk dapat mengabdikan diri kepada negeri ini, khususnya di instansi yang yang memang sesuai dengan bidang keilmuannya, yakni sektor kehutanan.

“Apapun tugas dari menteri harus saya kerjakan dengan cepat sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Jadi, kalau menteri belum pulang, saya juga belum pulang,” ujarnya.

Dengan posisi sebagai Sekjen di kementerian ini maka otomatis Bambang adalah sosok sentral yang disorot keteladanannya oleh seluruh pimpinan, staf dan karyawan.

“With self-discipline, almost anything is possible”, begitu mantang Presiden Amerika Serikat, Theodore Roosevelt, pernah berkata. Dengan disiplin diri itulah Bambang mampu merintis karir dari bawah hingga menggapai posisi tertinggi seorang birokrat.

Berada di puncak karir, Bambang selalu berupaya memberikan contoh baik kepada para stafnya. Bahkan, seringkali ia datang lebih awal dan pulang lebih larut untuk menyelesaikan tugas-tugas prioritas yang harus diselesaikan.

“Saya harus menggemakan keteladanan, bagaimana cara meningkatkan kinerja pemerintah karenanya kita harus selalu berada di depan. Dalam bertugas saya ingin menjalankan amanat melayani sepenuh hati. Jadi, konsepnya kita sosialisasikan melayani sepenuh hati ke seluruh jajaran Kementerian LHK,” ujarnya.

Selain beragam jabatan karir yang diamanatkan kepadanya, dia juga diberi kesempatan oleh pimpinan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, serta penugasan lainnya.

Bahen juga sempat menyelesaikan pendidikan S-3 Administrasi Publik di Universitas Brawijaya Malang pada 2016.

Hal ini sebagai wujud meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dirinya sebagai seorang rimbawan. Itulah yang menyebabkan Bambang memiliki motivasi memberikan yang terbaik, tidak hanya bagi hutan, melainkan juga negeri tercinta.

Pantas jika Bambang memperoleh buah manis dari hasil kerjanya selama ini. Banyak peristiwa tak terlupakan sepanjang ia berkarir di KLHK.

Beragam bentuk penghargaan dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta berhasil dia raih bersama timnya.

“Bagi saya, peristiwa yang tidak terlupakan selama saya mengabdi di KLHK adalah memperoleh penghargaan dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sebagai TOP 9 Pejabat Pimpinan Tinggi Madya Teladan Tingkat Nasional (JPT AWARD 2017) atas pengabdian dan inovasi, serta dedikasi yang telah diberikan untuk pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan,” ungkap pria kelahiran Tanjung Pinang pada September 1964 itu.

Penghargaan lainnya adalah saat kebijakan Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK) mendapatkan penghargaan TOP 40 Inovasi Pelayanan Publik 2018 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Perlu diketahui, SILK juga menjadi satu-satunya inovasi pelayanan publik wakil dari Indonesia yang dikirim oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ke OECD dalam Kompetisi “Observatory of Public Sector Innovation” tingkat dunia.

Inovasi SILK merupakan rangka solusi untuk menjawab tantangan global perdagangan kayu ilegal dan merupakan platform online pertama di dunia untuk penerbitan dokumen penjaminan legalitas kayu.

Capaian kinerja positif Sekretariat Jenderal KLHK yang dipimpin Bambang, juga terlihat dari kinerja pengelolaan keuangan negara. KLHK berturut-turut selama 6 tahun memperoleh Opini WTP dari BPK RI. Tahun 2021, KLHK mendapat penghargaan atas kinerja anggaran Tahun 2021 dengan predikat "Sangat Memuaskan", dan pengelola SBSN terbaik 2022 dari Kemenkeu.

Prestasi lain yang ditorehkan KLHK yaitu peringkat pertama Indonesia SDG's Actions Awards kategori Kementerian/Lembaga; penghargaan berbagai sistem informasi sebagai sistem inovasi KLHK seperti SIPUHH, SIMONTANA, dan Sipongi.

Selain itu, anugerah kearsipan dengan nilai sangat memuaskan dari Arsip Nasional RI, penghargaan Bhumandala Kanaka Medali Emas dari BIG untuk kategori Tata Kelola Geospasial K/L; dan penghargaan Pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH) Tahun 2021 Kategori Eka Acalapati dari Kemenkumham.

Kemudian, KLHK berhasil meraih Anugerah Kualitas Pengisian JPT berdasarkan penilaian dari KASN. KLHK mendapatkan penilaian kategori ”Baik” dengan nilai 88.30 (delapan puluh delapan koma tiga puluh).

Penghargaan juga didapat KLHK atas penerapan kebijakan pengarusutamaan gender melalui alokasi atau penempatan ASN perempuan dalam Jabatan Tinggi Madya dan Pratama sebesar lebih dari 30%.

Keberhasilan pengarusutamaan gender di KLHK juga mendapat penghargaan dimana penyidik perempuan KLHK mendapat penghargaan Asia Environmental Enforcement Awards kategori Gender Leadership and Women’s Empowerment.

Bambang mengungkapkan keberhasilan yang telah diraih ini tentu merupakan hasil kolaborasi, koordinasi, dan kerja bersama segenap komponen KLHK.

Selain itu, tidak lepas juga dari dukungan, bimbingan, serta arahan dari Menteri LHK yang terus mendorong kinerja Sekretariat Jenderal.

Hal ini juga erat kaitannya dengan penyederhanaan birokrasi sebagai upaya dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.

Bambang telah berhasil membawa Kementerian LHK bertransformasi menjadi institusi yang memberikan pelayanan berkualitas dan bersaing secara global.

“Sekretariat Jenderal KLHK juga berhasil meraih tingkat kepuasan yang semakin meningkat, dengan tingkat kepuasan internal sebanyak 4,02 poin dan tingkat kepuasan eksternal sebanyak 3,96 poin,” ujar alumni SMAN 70 Jakarta ini.

Di Kementerian LHK Bambang sudah melayani tujuh orang menteri hingga sekarang.

Baginya dengan bekal integritas, kedisiplinan, serta profesionalisme maka siapapun menterinya ia sebagai birokrat tidak masalah.

Di luar jabatannya sebagai orang nomor satu di Setjen KLHK, Bambang Hendroyono dipercaya sebagai Ketua Dewan Pengawas dan sekaligus sebagai anggota Dewan Pengawas Perhutani sejak tahun 2016.

Bambang juga aktif dalam organisasi Gerakan Pramuka sebagai Ketua Umum Pimpinan Pramuka Satuan Karya (Saka) Wanabakti dan Saka Kalpataru.

Berkat keaktifannya dalam mendorong dunia kepramukaan, ia memperoleh Penghargaan Pramuka Lencana Darma Bakti dari Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka pada 2017 dan menyusul kemudian Penghargaan Pramuka Lencana Melati dari Presiden RI pada 2019.

Bambang juga pernah diganjar penghargaan The Best Bureaucrats, Obsession Media Group pada 2019. Bahkan di tahun yang sama, ia juga mendapat Penghargaan Satyalancana Karya Satya 30 Tahun dari Presiden RI Tahun 2019.

Tak sampai disana. Bambang juga meraih Penghargaan Unit Kearsipan Kementerian Terbaik Pertama (ANRI AWARD), Menpan dan RB Tahun 2019.

Sebelumnya, ia mendapat Penghargaan Top 40 dan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik SIPUHH ONLINE, Menpan dan RB Tahun 2017. Ia juga meraih Penghargaan Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Madya Teladan (TOP 9) Kementerian/Lembaga Tingkat Nasional (JPT AWARD 2017), Menpan dan RB Tahun 2017.

Kiprah Bambang juga dianugerahi Penghargaan Satyalancana Wira Karya dari Presiden RI pada tahun 2017.

Sederet prestasi dan penghargaan sudah diraih Bambang Hendroyono sejak ia berkiprah sebagai birokrat. Diantaranya Penghargaan Satyalancana Karya Satya 10 Tahun dari Presiden RI pada tahun 2000.

Menyusul kemudian Penghargaan Sebagai Pegawai Negeri Sipil Teladan Atas Prestasi Kerja Luar Biasa Baiknya, Menpan Tahun 2002, Penghargaan Atas Prestasi Kerja Luar Biasa Baiknya, Menteri Kehutanan Tahun 2002 hingga memperoleh Kenaikan Pangkat Istimewa Sebagai Penghargaan Atas Prestasi Kerja Luar Biasa Baiknya, Menteri Kehutanan Tahun 2004.

Ia kembali Memperoleh Penghargaan Satyalancana Karya Satya 20 Tahun Presiden RI pada tahun 2009.

Berkiprah di dunia kehutanan, ia juga memperoleh Penghargaan Kehormatan di Bidang Kehutanan Royal Award dari Rektor Universitas Tanjungpura, Pontianak pada 2014.

Atas dedikasinya selama lebih dari 35 tahun sebagai birokrat, Sekjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bambang Hendroyono meraih penghargaan Birokrat Terbaik dari Himpunan Alumni (HA) IPB University. *

Tinggalkan Komentar