Berlari Sukses, Beraroma Semangat
SEPULUH tahun sudah Aryo Widiwardhono berkarier di Unilever. Selama itu pula, lulusan S-1 dan S-2 Manajemen Agrobisnis IPB University ini menghadapi berbagai situasi dan menghalau berbagai tawaran dari perusahaan lain.
Sejak kuliah, Aryo sudah tertarik dengan dua hal, yaitu marketing dan manajemen strategi. Ini terkait dengan bagaimana suatu perusahaan (brand) bisa sukses atau tidak.
Aryo berasal dari keluarga sederhana. Orang tuanya berprofesi sebagai guru. Ia dibesarkan dengan value "harus sekolah" karena orang tua tidak meninggalkan harta.
Value adalah nilai-nilai yang dianut dan ditanamkan untuk mencapai suatu tujuan.
Aryo memulai kariernya di Unilever Indonesia sebagai peneliti di divisi riset. Ia tertarik dengan marketing dan manajemen strategi, terutama bagaimana sebuah brand bisa sukses.
Sebelum di Unilever bekerja sebagai periset di PT Deka dan Astra International.
Bagi ayah Rafi Widiwardhono dan suami Yoli Prima Joenis ini, hal lain yang membuatnya bertahan di Unilever adalah, “The honest mission-nya about making people feel good, look good, and get more out of life," tutur Aryo.
Pecinta olahraga lari ini sempat menyelesaikan Flora London Marathon 16,2 mil pada April 2007 di London.
Mengawali tugas di Unilever sebagai eksekutif riset pada Juli 1997, karier Aryo terus melesat.
Ia sempat menjadi asisten manajer untuk produk deterjen (Rinso dan Rinso Warna), termasuk membidani kelahiran Surf, Manajer Merek Omo.
Pernah ditugaskan di Milan, Italia dan London sebagai Manajer Merek Global Oral Care; dan Manajer Pemasaran produk untuk rambut, posisi yang sejak Agustus 2007 diembannya.
Aryo juga pernah menjabat sebagai Managing Director Belfoods Indonesia pada 2011 lalu menjadi menjadi CEO The Body Shop Indonesia pada 2015 hingga 2022..
Ia juga bertanggung jawab atas produk sampo, conditioner, dan post wash care dari merek Sunsilk, Dove, Clear, dan Lifebuoy.
Saat ia menjabat sebagai CEO, The Body Shop Indonesia disebut berhasil berkembang menjadi salah satu pasar The Body Shop terbesar di dunia.
“Sekarang fokus saya, leading business hair care di Indonesia,". tutur anak keempat dari 6 bersaudara kelahiran Cirebon, 14 Juni 1971 ini.
“Saya di sini fokus brand building," ujar pelahap bacaan yang juga suka memasak ini.
Setelah 27 tahun hadir, The Body Shop Indonesia menjadi The Body Shop kedua terbesar di dunia setelah Inggris.
Ini menunjukkan peran Aryo untuk berusaha terus memberikan yang terbaik untuk customer dan terus berubah mengikuti perkembangan zaman.
"It’s not just the products, or the trend, it’s the whole package," ungkapnya.
Aryo Widiwardhono kemudian menjadi CEO Enesis Group Indonesia.
Enesis Group sebagai perusahaan FMCG Indonesia yang telah memproduksi produk-produk kesehatan sejak 1988, seperti Soffell (pemimpin pasar kategori mosquito repellent), Adem Sari (pemimpin pasar kategori panas dalam serbuk), Antis (sekarang pemimpin pasar kategori hand sanitizer).
Saat ini, Enesis kembali menghadirkan inovasi terbaru, yaitu Plossa Mini Isi Ulang yang merupakan wujud komitmen dari Enesis Group untuk terus menciptakan healthy product for healthy family.
Melalui terobosan ini, Enesis memahami kebutuhan masyarakat akan minyak aromaterapi karena khasiatnya dapat membantu memelihara kesehatan di tengah padatnya aktivitas sehari-hari agar tubuh tetap rileks dan mengurangi stress serta membantu tidur lebih nyenyak.