Membawa Batik ke Panggung Dunia dengan Kearifan Lokal dan Inovasi Hijau
Ana Khairani, S.P., lulusan Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian (Manajemen Agribisnis) angkatan 38, adalah sosok inspiratif di balik Batik Organik—perusahaan yang mengedepankan produksi batik berbahan serat alami dan pewarna ramah lingkungan.
Dengan pengalaman di dunia perbankan dan pengembangan bisnis, Ana membuktikan bahwa bisnis berbasis lingkungan tidak hanya berkelanjutan, melainkan juga mampu menciptakan dampak sosial-ekonomi bagi masyarakat.
Sebelum mendirikan Batik Organik, Ana mengawali karier sebagai Credit Officer di Bank Rakyat Indonesia dan Business Development Consultant di Royal Bank of Scotland.
Pengalaman ini membentuk kemampuannya dalam analisis pasar, manajemen risiko, dan strategi pengembangan bisnis. Namun, kecintaannya pada isu lingkungan dan pemberdayaan UMKM mendorongnya untuk beralih ke dunia wirausaha sosial.
Batik Organik lahir dari visi Ana untuk menciptakan pusat riset dan edukasi warna serta serat alam. Ia menyadari minimnya ketersediaan pewarna alami batik di Indonesia, terutama di luar sentra tradisional seperti Pekalongan dan Cirebon.
Bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ana dan timnya melakukan riset intensif untuk mengembangkan pewarna derivatif melalui proses mordanting. Bahan baku seperti limbah kulit buah, rimpang, kulit kayu, hingga bunga diolah menjadi warna-warna alami yang unik.
Tidak berhenti di situ, Batik Organik juga menggunakan serat alami seperti kapas organik dan rami, memastikan seluruh proses produksi minim dampak lingkungan. Inisiatif ini sekaligus menjadi solusi atas tantangan perubahan iklim yang mengancam industri tekstil konvensional.
Ana melihat potensi besar batik organik dalam mendorong tren sustainable fashion. Dengan menggabungkan sektor pertanian (sebagai sumber bahan baku) dan industri fashion, Batik Organik menciptakan model bisnis sirkular yang memberi nilai tambah bagi petani dan perajin lokal. Sudah banyak UMKM mitra terlibat dalam rantai pasokannya, mulai dari penyedia bahan alam hingga produksi batik.
Awalnya, Batik Organik berfokus pada produk pertanian seperti sayur box. Namun, Ana melihat peluang lebih besar di industri batik ramah lingkungan. Transformasi ini membuahkan hasil: pada 2022, perusahaan sukses mengekspor produk ke Amerika Serikat, menembus pasar global yang semakin sadar keberlanjutan.
Keberhasilan ini diikuti dengan perluasan jaringan mitra UMKM dan peningkatan kapasitas produksi. Batik Organik kini menjadi contoh nyata bagaimana bisnis hijau dapat bersaing di pasar internasional.
Dedikasi Ana di bidang kewirausahaan sosial diakui melalui berbagai penghargaan bergengsi, seperti Pendamping UMKM – BNSP atas kontribusinya dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas UMKM, Champion Womanpreneur Community 2016 (Creative & Innovative), Champion Entredev 2023 – KemenkopUKM untuk pengembangan UMKM berkelanjutan, serta Champion Build 2024 – Angin & Visa Foundation sebagai pelopor bisnis berkelanjutan di sektor UKM.
Ana Khairani percaya bahwa kolaborasi antara riset, bisnis, dan komunitas adalah kunci menciptakan industri yang berkelanjutan. Dengan semangat ini, Batik Organik terus memperluas jangkauan edukasi tentang pewarna alam dan mendorong lebih banyak UMKM untuk terlibat dalam Industri ramah lingkungan.