Abdon Nababan

Pegiat Masyarakat Adat

Sekjen AMAN Alumni IPB Angkatan : 19 (1982) Jurusan/Fakultas : FAPET-S1

Abdon Nababan, ia lahir dan dibesarkan di Humbalang, Tano Batak, Sumatera Utara. Selepas menyelesaikan pendidikan SMA di SMAN II Jakarta tahun 1982. Ia kemudian menamatkan pendidikan strata satu di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan lulus tahun 1987. Semenjak kuliah, pria yang lahir 2 April 1964 ini aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan seperti PMKRI, Lawalata IPB (kepecinta-alaman) hingga ia pun aktif menggeluti pendidikan lingkungan hidup bersama Yayasan Indonesia Hijau (YIH).

Pasca meraih gelar sarjana, Abdon Nababan terus mengembangkan gerakan lingkungan hidup di Indonesia dengan bergabung di WALHI sejak 1989, lalu ikut mendirikan dan memimpin Yayasan Sejati, Yayasan dan Perkumpulan Telapak dan Forest Watch Indonesia (FWI). Abdon Nababan juga secara tekun mendalami dan menggeluti bidang pengembangan dan pengelolaan strategis organisasi serta pengorganisasian masyarakat adat.

Abdon Nababan terlibat juga dalam struktur kepanitiaan pada pelaksanaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara atau KMAN, sejak pertama sekali (1999) sampai yang ke-5 di Medan pada Maret 2017 yang lalu. Dia tercatat sebagai Wakil Ketua Panitia Pelaksana KMAN I [1999], Ketua Panitia Pelaksana KMAN II [2003], Wakil Ketua Panitia Pengarah pada KMAN III [2007], Ketua Panitia Pengarah KMAN IV [2012] dan Penanggung-jawab KMAN V [2017].

Sebagai pemimpin organisasi masyarakat adat nasional terbesar di dunia, Abdon juga mengambil peran dalam kepemimpinan kolektif gerakan masyarakat adat internasional dan terlibat dalam negosiasi tingkat tinggi dan menjadi juru bicara dalam forum-forum PBB mewakili “major grups” Indigenous Peoples.

Sejak 5 tahun terakhir Abdon juga memimpin perjuangan melalui DPR RI dan Kantor Presiden agar segera hadirnya ada UU Masyarakat Adat di Indonesia. Selama menggeluti isu-isu tersebut Abdon Nababan telah banyak menghasilkan sejumlah karya tulis dan memfasilitasi sejumlah pelatihan dan lokakarya, menjadi pengajar tamu, antara lain di Program Studi Lingkungan Pascasarjana UI, Fakultas Hukum Universitas Jember dan Fakultas Ekologi Manusia IPB dan menjadi pembicara di berbagai konferensi nasional dan internasional.

Walaupun Abdon Nababan ini terus bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain di seluruh pelosok Nusantara dan berkunjung ke berbagai tempat di seluruh benua, sejak kuliah di IPB tahun 1982, Kota Bogor yang sejuk adalah kampung ke dua baginya setelah kampung leluhurnya di Tano Batak. Dan alam perjuangannya, Abdon tidak membedakan agama dan suku dalam perjuangan melawan ketidakadilan sosial.

Tinggalkan Komentar