Pengusaha Muda Crispy Ikan Petek yang Tularkan Semangat Kembali Ke Desa
Owner Crispy Ikan Sipetek Alumni IPB Angkatan : 45 (2008) Jurusan/Fakultas : FPIK-S1
Aang Permana, pemuda lulusan Manajemen Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor angkatan 45 memberanikan diri keluar dari sebuah perusahaan migas dengan gaji dan fasilitas mewah. Ia memilih menekuni bisnis olahan ikan air darat yang dikenal dengan Crispy Ikan Sipetek. Keputusannya itu cukup tepat. Bisnis yang digelutinya itu kini telah mendapatkan omset sekitar 400-500 juta per bulannya.
“Saya berfikir jika saya bekerja untuk diri saya sendiri maka percuma saya dibiayai oleh banyak beasiswa semasa kuliah. Saya harus bisa memberikan manfaat yang sebesarnya kepada masyarakat. Salah satu jalan paling cepat bagi saya untuk dapat memberikan manfaat yang besar adalah dengan jalan berwirasuaha,†tutur pria kelahiran Subang, Jawa Barat 15 Juni 1990.
Aang Permana memulai bisnis olahan ikan asal Cianjur setelah melihat potensi ikan kecil bernama ikan petek tersebut cukup besar namun belum ada yang memanfaatkannya. Ia mengeluarkan modal Rp 500.000 untuk membeli ikan petek dan peralatan masak sederhana. Meski belum memiliki rancangan bisnis yang matang, ia pun memilih langsung bereksperimen.
Tiga bulan pertama, Aang bersama temannya melakukan riset di laboratorium IPB untuk menghilangkan bau amis dari ikan petek. Kemudian, 3 bulan
berikutnya ia melakukan uji coba ke pasaran. “Setelah respon pasar cukup
bagus, saya langsung memutuskan untuk resign dari tempat kerja dan fokus
mengembangkan usaha crispy ikan petek ini,†kata peraih 8 beasiswa pendidikan ini.
Pada awal pemasarannya, Aang menawarkan produknya ke toko oleh-oleh di Cianjur. Meskipun banyak yang menolak dengan alasan produknya belum dikenal. Akhirnya, Aang memilih menjual produknya secara online. Berkat sosial media, produknya mulai banyak dikenal dan diminati konsumen. Hingga kini bisnisnya mampu memproduksi 1.000-1.500 bungkus per harinya. Dan telah memiliki 500 agen di 70 kota di Indonesia dan telah merambah pasar mancanegara seperti Malaysia dan Hongkong.
“Kalau yang masih di usia produktif kan mereka masih bisa bekerja di pabrik dan peluang mereka keterima kerja di tempat lain juga masih besarâ€
Untuk memproduksi crispy ikan sipetek, Aang memilih memanfaatkan ibu-ibu yang sudah berusia non-produktif.
Sementara dalam menjaga ketersediaan bahan baku ikan petek, Aang bermitra dengan sejumlah nelayan yang ada di Danau Cilatah Cianjur Jawa Barat.
Selain mengembangkan bisnis crispy ikannya, pria yang sempat mengenyam pendidikan di Amerika Serikat selama 3 bulan ini juga mengembangkan usaha budidaya ikan air tawar. Ikan-ikan hasil budidayanya ini disuplai ke sejumlah rumah makan yang ada di Cianjur dan Bandung.